Virus Corona
Sosiolog Imam Prasodjo Stres Jika Orang Sepelekan Corona sampai Bulan Puasa: Rumah Sakit Bisa Kolaps
Sosiolog Imam Prasodjo stres banyak orang Indonesia sepelekan corona, khawatir jika nanti Ramadan nekat tarawih dan mudik lalu menularkan.
Namun ia mengaku senang ketika perlahan sudah banyak masyarakat yang sadar untuk tidak lagi salat Jumat di masjid.
Ia berharap kesadaran ini juga akan bertahan saat bulan puasa nanti.
Psikiater jelaskan soal psikosomatis
Dalam tayangan tersebut, psikiater, dr Danardi Sosrosumihardjo menceritakan di tengah corona yang mewabah ini menimbulkan kecemasan pada banyak orang hingga paranoid.
Kecemasan tak hanya bersarang di pikiran, tapi bisa terwujud berupa penyakit fisik.
Hal ini bisa menyebabkan gejala psikosomatis di mana seseorang terpengaruh pikirannya sendiri sehingga tidak menyadari keadaan yang sebenarnya.
"Jadi tanda-tanda kecemasan itu bisa diwujudkan dalam gejala psikisnya, apakah waswas, khawatir, sampai parno," kata Danardi.
"Atau juga diwujudkan dalam bentuk fisiknya. Ada teman mengatakan, itu gejala psikosomatis, itu benar," sambungnya.
Danardi menyebut ada banyak pasiennya yang mengklaim memiliki gejala layaknya corona.
Dan setelah diperiksa fisiknya secara medis, ternyata tidak ada gejala apa-apa seperti yang dikeluhkan.
"Bahwa kemudian mencocok-cocokkan dengan gejala Covid-19," kata Danardi.
"'Saya kok jadi batuk kering ya dok? Saya kok jadi demam?' padahal ketika dipriksa suhunya normal."
"Batuk kering ketika kita coba lihat mulutnya tidak ada peradangan."
"Atau mungkin merasa berdebar jantungnya, itu (setelah diperiksa) oke, atau merasa sesak napas tapi paru-parunya juga oke," paparnya.
Danardi menjelaskan orang-orang dengan tingkat kecemasan berlebih ini memancing pikirannya sendiri sehingga seolah gejala corona juga muncul dalam dirinya.