Jumat, 22 Agustus 2025

Virus Corona

Anies Baswedan Minta Percepat Tes Covid-19 di Jakarta: Banyak Kasus Terlambat Berakibat Fatal

Anies Baswedan meminta agar segera percepat tes Covid-19, pasalnya jika banyak kasus terlambat akan berakibat fatal.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
TribunNewsmaker.com Kolase/ pixabay.com/ TribunJakarta/Muhammad Rizki Hidayat
Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan problem virus corona 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaporkan perkembangan terbaru penanganan Covid-19 di DKI Jakarta kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Anies mengatakan DKI Jakarta amat membutuhkan percepatan dalam memeriksa pasien Covid-19.

Menurutnya, hal itu penting agar bisa lebih cepat mendeteksi orang-orang yang positif terpapar corona.

"Terkait dengan penanganan ini perlu sekali di Jakarta untuk mendapat dukungan kecepatan melakukan testing."

"Supaya kita bisa mendeteksi lebih awal orang-orang yang terpapar," terang Anies yang Tribunnews lansir melalui tayangan Youtube Kompas TV, Kamis (2/4/2020).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaporkan perkembangan kasus dan penanganan Covid-19 di Jakarta kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaporkan perkembangan kasus dan penanganan Covid-19 di Jakarta kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Kompas TV Hasil Tangkap Layar)

Baca: Anies: Pemakaman dengan Protap Covid Sebanyak 401 Orang

Anies mengkhawatirkan, banyaknya kasus yang terlambat terdeteksi, bisa berakibat fatal.

"Banyak kasus terlambat penangannnya, akibatnya fatal."

"Sehingga dia sudah menularkan kepada lainnya," tambahnya.

Jumlah orang yang di tes Covid-19, bergantung dengan kecepatan tes

Lebih lanjut, Anies mengatakan jumlah orang yang di tes Covid-19 amat bergantung pada kecepatannya melakukan testing.

Untuk itu ia menekankan apabila melakukan sedikit tes, maka jumlah pasien yang terkonfirmasi positif pun sedikit.

Anggota TNI berjaga di depan Masjid Jami Kebon Jeruk, Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan Maphar, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (28/3/2020). Sebanyak 183 orang, 78 di antaranya WNA diisolasi di dalam masjid setelah diketahui ada 3 orang yang positif terpapar virus corona (Covid-19) usai dilakukan rapid test Covid-19, Kamis (26/3) lalu. Para jemaah itu dinyatakan berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Warta Kota/Alex Suban
Anggota TNI berjaga di depan Masjid Jami Kebon Jeruk, Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan Maphar, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (28/3/2020). Sebanyak 183 orang, 78 di antaranya WNA diisolasi di dalam masjid setelah diketahui ada 3 orang yang positif terpapar virus corona (Covid-19) usai dilakukan rapid test Covid-19, Kamis (26/3) lalu. Para jemaah itu dinyatakan berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Warta Kota/Alex Suban (Warta Kota/Alex Suban)

Baca: Gubernur Anies: Pangan di DKI Aman Hingga 2 Bulan ke Depan

"Jumlah yang di tes positif tergantung kecepatan kita mengetes."

"Kalau tesnya sedikit maka yang terkonfirmasi juga sedikit."

"Kalau di tes banyak, maka kita akan mendapatkan angka lebih tinggi," ujar Anies dalam video teleconference langsungnya dengan Wapres Ma'ruf Amin.

Selanjutnya, Anies juga memberikan gambaran mengenai kurva di DKI Jakarta yang terus meningkat.

"Di Jakarta kita belum menyaksikan kurvanya merata."

"Masih meningkat, kita mengkhawatirkan itu," ujar Menteri Pendidikan era SBY itu.

Minta dukungan BPJS untuk RS Swasta

Terkait penanganan kesehatan, Anies juga meminta dukungan pemerintah melalui program BPJS bagi rumah sakit yang menangani pasien corona.

Rumah sakit Covid-19 di apartemen The Nine Residance Lippo Plaza Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (31/3/2020).
Rumah sakit Covid-19 di apartemen The Nine Residance Lippo Plaza Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (31/3/2020). (rumah.com, twitter/@Sarah_Pndj)

Baca: Karantina Wilayah DKI Jakarta, Anies Baswedan Minta 5 Sektor Ini Tetap Jalan di Tengah Virus Corona

"Rumah sakit sudah ada 70 yang menangani Covid-19, sedangkan rumah sakit rujukan ada 13."

"Ada 1.300 pasien yang dilawan dan masih ada 700 kasus."

"70 rumah sakit adalah rumah sakit swasta, mereka mengharapkan dukungan BPJS," kata Anies.

Alasannya, rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 harus bergerak cepat dalam mengelola aliran dana yang tidak mudah.

"Mereka ingin bergerak cepat karena kasusnya banyak, untuk itu penting sekali (dukungan BPJD) agar mereka mau menerima covid-19," jelasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan