Rabu, 20 Agustus 2025

Virus Corona

Alat Tes Corona Minim, Ridwan Kamil Duga Kasus Covid-19 di Indonesia Sudah Berlipat-lipat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meyakini kasus covid-19 di Indonesia sudah berlipat-lipat dari yang sudah terdata.

Editor: Daryono
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meyakini kasus covid-19 di Indonesia sudah berlipat-lipat dari yang sudah terdata.

Lantaran, sangat minimnya alat tes covid-19 di Indonesia baik alat tes cepat atau rapid test maupun tes swab yang disebut polymerase chain reaction (PCR).

Hal tersebut diungkapkan Ridwan Kamil saat memberikan keterangan perkembangan kasus covid-19 di Jawa Barat kepada Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin melalui video conference yang ditayangkan tvOne, Jumat (3/4/2020).

"Hari ini Jawa Barat positif 223, definisi positif ini yang telah swab test (PCR)," ujar Ridwan Kamil.

Baca: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 3 April, Total 1.986 Positif, 134 Sembuh, 181 Meninggal

Baca: Lakukan Tes Corona Kedua Kali, Donald Trump Negatif COVID-19

Ridwan Kamil mengungkapkan kepada Ma'ruf Amin sangat minimnya alat tes covid-19 di Indonesia.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)

Baca: PM Jepang Putuskan Tiap Rumah Tangga Terdampak Covid-19 Dapat Dana Rp 45.927.000

Ridwan Kamil pun memberikan perbandingan swab test yang mampu dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan kemampuan Korea Selatan.

"Korea Selatan sehari bisa mengecek 15 ribu, sedangkan Kemenkes hanya 200 per hari," ujarnya.

Ridwan Kamil pun melaporkan jika Jawa Barat menjadi provinsi pertama yang dapat melakukan swab test.

"Jawa Barat sudah beli alat sendiri ke Korea Selatan," ungkap Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil pun mengungkapkan pihaknya sudah melakukan 500 tes.

"Dari tes itu kami bisa menemukan kasus positif Pak Bima Ariya, Ibu Bupati Karawang," ujarnya.

Ridwan Kamil pun meminta Pemerintah Pusat fokus pada terhadap strategi pengetesan.

"Saya berharap strategi pengetesan, harus menjadi strategi hari ini."

"Kami tidak yakin provinsi lain terlihat kecil-kecil karena rapid tes belum dilakukan," ungkap Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengungkapkan problem saat ini adalah alat tes yang tidak memadai.

"Kami meminta agar perbanyak tempat test PCR," ujar Ridwan Kamil.

Baca: Rapid Test Corona di Kota Bogor, Warga Tak Perlu Turun dari Mobil

Hasil Tes di Sukabumi

Sementara itu sejumlah hasil tes covid-19 di Kabupaten Sukabumi menunjukan hal yang bagus.

Dilansir jabarprov.go,id, sebagian besar tes yang dilakukan kepada beberapa orang hasilnya negatif.

Tes tersebut dilakukan melalui tes swab ataupun rapid test.

Sejumlah pengunjung antre menunggu giliran melakukan pembayaran di kasir di salah satu toserba yang akan segera tutup di Jalan Cibaduyut, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Sesuai instruksi Bupati Kabupaten Bandung No.443.1/809/Disperindag Tahun 2020, dalam rangka pencegahan virus corona (Covid-19), terhitung 1 April 2020 toko yang berada di Kabupaten Bandung dibatasi operasionalnya dari pukul 08.00 hingga pukul 18.00 WIB.
Sejumlah pengunjung antre menunggu giliran melakukan pembayaran di kasir di salah satu toserba yang akan segera tutup di Jalan Cibaduyut, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Sesuai instruksi Bupati Kabupaten Bandung No.443.1/809/Disperindag Tahun 2020, dalam rangka pencegahan virus corona (Covid-19), terhitung 1 April 2020 toko yang berada di Kabupaten Bandung dibatasi operasionalnya dari pukul 08.00 hingga pukul 18.00 WIB. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Berdasarkan data Pusat Informasi dan Komunikasi Covid-19 Kabupaten Sukabumi terdapat 18 orang yang dites swab.

Sebanyak 16 dinyatakan negatif, 1 masih menunggu hasilnya, dan 1 lagi positif.

Sedangkan rapid test telah dilakukan kepada 180 orang dengan hasil 144 negatif, 34 proses, dan 2 positif.

Sementara itu Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) saat ini sebanyak 1386, orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 4521.

Mengenai pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Sukabumi berjumlah 27 orang.

Baca: Jumlah Infeksi Virus Corona Lebih dari 1 Juta, Korea Utara Tetap Klaim Nol Kasus

Kepala Dinas Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid mengatakan, hasil yang positif tersebut belum bisa dinyatakan 100 persen.

Tes lanjutan akan dilakukan untuk memastikan pasien tersebut terkena covid-19.

"Ini baru positif berdasarkan hasil rapid test. Saat ini sudah mengambil lanjutan untuk melihat hasil swab. Setelah hasil swab keluar baru bisa diputuskan positif covid 19 atau tidak," ujarnya, Kamis (2/4/2020).

Harun menyebut pasien positif berdasarkan hasil rapid dirawat di Rumah Sakit Sekarwangi.

Keadaan mereka disebut cukup baik.

"Kondisi pasien ini menunjukan keadaan yang baik. Nanti kita tunggu saja hasil swabnya," ucapnya.

Sementara itu Kepala Bidang Komunikasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (DKIP) Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri menyebut jumlah ODP kali ini dibagi menjadi dua kategori.

Hal itu antara ODP yang memiliki gejala dan tanpa gejala (OTG).

"Mengingat orang yang mudik dari zona merah, sekarang berstatus ODP walaupun tanpa gejala," ungkapnya

Sedangkan untuk sterilisasi di perbatasan, Herdy menyebut masih berlanjut.

Bahkan hari ini Jumat (3/4/2020) akan ada penambahan personel.

"Masih (sterilisasi perbatasan). Rencana besok penambahan personel," terangnya.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan