Selasa, 12 Agustus 2025

Pesan Menyentuh Najwa Shihab soal Penolakan Jenazah dan Pengucilan Tenaga Medis Saat Pandemi Corona

Gejolak sosial akibat merebaknya virus corona baru (Covid-19), khususnya munculnya stigma negatif di tengah-tengah masyarakat mendapat perhatian dari

Tangkap layar channel YouTube Najwa Shihab
Pesan Menyentuh Najwa Shihab Soal Penolakan Jenazah dan Pengucilan Tenaga Medis Saat Pandemi Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Gejolak sosial akibat merebaknya virus corona baru (Covid-19), khususnya muncul stigma negatif di tengah-tengah masyarakat mendapat perhatian dari Najwa Shihab.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Nana ini lewat channel YouTubenya membeberkan sejumlah laporan munculnya stigmatisasi antar warga yang terjadi saat pandemi Covid-19 di berbagi daerah.

"Misalnya di medan ada sekelompok warga menolak proses pemakaman jenazah seorang pasien Covid-19, padahal keluarganya sudah mengikuti protokol keamanan pemakaman," kata Najwa Shihab dikutip Tribunnews, Selasa (07/04/2019).

Ia melanjutkan, stigma negatif tersebut tidak hanya berupa penolakan penguburan jenazah Covid-19 saja.

Melainkan juga pengucilan yang dialami oleh para tenaga medis.

Najwa Shibab membeberkan berdasarkan informasi yang ia terima dari tim Program Mata Najwa ada 4 perawat dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur yang mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan.

Baca: Gambar Kartun Pencegahan Virus Corona atau Covid-19, Bisa jadi Materi Edukasi Anak-anak

"Diusir dari kosnya yang dianggap membawa virus. Para suster ini terpaksa menginap di rumah sakit," imbuh Najwa Shibab.

Dalam video yang berdurasi 5 menit 41 detik tersebut, Najwa Shibab juga membacakan sejumlah komentar dari warganet yang berisi cerita stigma negatif lainnya.

"Ada dari Jeni, teman saya kerja di rumah sakit, sekarang seperti dikucilkan para tetangga. Sedih banget dengar dia curhat," katanya membaca komentar dari Instagram pribadinya.

Najwa Shibab menilai adanya kejadian-kejadian tersebut seperti sisi mata uang.

Satu sisi, hal di atas menunjukkan adanya kesadaran masyarakat yang mulai terbentuk akan bahaya dari penyebaran Covid-19.

"Namun upaya menjaga menjaga diri jangan keblabasan. Jaga jarak bukan berarti bebas mengusir orang atau menolak jenazah," tegasnya.

Najwa Shibab menyebut perawat-perawat yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan adalah pahlawan dalam kondisi wabah ini.

"Mereka mempertaruhkan nyawa dengan merawat pasien dengan peralatan seadanya. Kalau kita sakit atau kerabat kita sakit, yang merawat kita adalah mereka," imbuhnya.

Perempuan kelahiran 16 September 1977 ini mengatakan, menjaga jarak dengan tenaga medis yang bersinggungan langsung dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 adalah suatu kewajaran.

Sebagaimana kebijakan social distancing dan physical distancing yang saat ini diterapkan.

Baca: Pengemudi Ojek Online Bakal Dilarang Angkut Penumpang saat PSBB, Begini Tanggapan YLKI

"Tapi kalau mengusir mereka sudah keterlaluan," ucap Najwa Shibab.

Dalam kesempatan tersebut, Ia juga meminta masyarakat lain untuk membantu Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Najwa Shibab menyebut OPD dan PDP adalah korban.

"Bantu mereka mengisolasi diri di rumah masing-masing. Bahkan kita perlu men-support kebutuhan mereka. Supaya mereka tidak terpaksa keluar rumah."

"Kalau mereka keluar rumah, bahaya bagi yang lain," lanjutnya.

Persoalan lain, Najwa Shibab berharap masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan dengan keberadaan jenazah korban corona yang dikuburkan di lingkungannya.

Ia menekankan jenazah yang terkait dengan corona akan mendapat perlakukan khusus dari pihak rumah sakit.

Baca: Peneliti Prediksi Wabah Corona di Indonesia Berakhir Juni 2020

Berbagai protokol dari penanganan telah disiapkan, sehingga ketakutan terhadap jenazah Covid-19 harusnya tidak ada lagi.

"Sama sekali tidak masalah dikuburkan di mana pun. Ketika sudah dikubur, mereka tidak akan menyebarkan virus," ungkap Najwa Shibab.

Bagi Najwa Shibab, stigmatisasi corona akan menimbulkan bahaya di tengah-tengah masyarakat.

Terutama bagi masyarakat yang mengalami gejala khas Covid-19 menjadi enggan untuk melaporkan dirinya.

"Ingat jargon lama, jauhi penyakitnya bukan orangnya," tandasnya.

Terkahir Najwa Shibab mengajak semua pihak memandang pandemi corona ini untuk memperkuat solidaritas.

Mengingat wabah corona diprediksi akan berlangsung lama dan menimbulkan guncangan sosial lainnya.

"Jarak fisik harus direnggangkan, tapi ikatan sosial justru harus dirapatkan."

"Kita tidak bisa sendirian mengatasi wabah ini, hari ini soliter seharunya solider. Jaga jarak dengan penyakit, bukan dengan kemanusiaan," tutupnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan