Virus Corona
PSBB Jakarta, Ketua FAKTA Ajak Aplikator Ojek Online Lebih Peduli pada Mitra Pengemudi
Dampak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta langsung dirasakan para pengemudi ojek online (ojol) di hari pertama, Jumat ini
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Dampak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta di hari pertama, Jumat (10/4/2020) langsung dirasakan para pengemudi ojek online (ojol).
Fitur GoRide 'menghilang' dari tampilan aplikasi Gojek para penggunanya di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Demikian pula layanan GrabBike di wilayah DKI Jakarta yang resmi dinonaktifkan sementara oleh Grab.
Para driver ojol pun semakin sulit mendapatkan penghasilan di tengah pandemi covid-19.
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan mengungkapkan, banyak pengemudi ojol yang berkeluh kesah kepadanya.
Tigor pun mengajak pihak aplikator untuk memberikan keuntungannya kepada mitra pengemudi.
"Marilah aplikator juga mau memberi dari keuntungannya kepada mitra pengemudinya di masa sulit sekarang," ungkap Tigor kepada Tribunnews melalui keterangan tertulis, Jumat (10/4/2020).

Baca: Jika Positif Covid-19, Driver Grab akan Diberi Santunan Rp 1,5 Juta dan Rp 3 Juta
"Kepada orang lain saja kita berbuat baik, apalagi kepada mitra usaha kita yang selama ini memberikan kenikmatan keuntungan sangat besar kepada kita," imbuhnya.
Tigor tak mengelak jika saat ini memang masa sulit bagi siapa saja di Indonesia.
"Bahkan masyarakat global yang sedang menghadapi darurat wabah virus corona atau covid-19 ini," ungkapnya.
Namun, rakyat miskin dan rentan miskin lebih merasakan kondisi sulit ini.
"Kondisi sulit ini lebih terasa bertubi-tubi kesulitannya bagi rakyat miskin dan rentan miskin seperti para pengemudi ojol," ujarnya.
Baca: PSBB Jakarta, Grab Nonaktifkan Sementara Layanan GrabBike di Ibu Kota
Tigor menyebut sudah saatnya mengdepankan empati di masa sulit ini kepada sesama.
"Sulit bagi kita manusia bisa berusaha dengan baik tetapi mitra usaha kita mati kelaparan. Tetapi bisa kita mau berusaha bersama mitra kita dengan menjalankan bisnis secera beretika," ungkapnya.
Menurut Tigor, sebagai hendaknya tetap menjunjung kemanusiaan sebagai spirit menjalankan bisnis.
"Jika kita berempati pada sesama, keselamatan itu bukan hanya diterima sesama yang kita tolong tetapi kita juga sebagai sesama korban wabah covid-19," ungkapnya.
Tunda Kredit dan Turunkan Komisi
Tigor mengungkapkan, driver ojol memiliki sejumlah usulan untuk membantu dalam kondisi sulit ini.
"Saya bertanya kepada teman pengemudi ojol tentang langkah yang bisa membantu meringankan agar bisa bertahan hidup di masa sulit seperti," ungkapnya.
Tigor mengungkapkan driver ojol meminta pemerintah untuk membantu penundaan pembayaran kredit motor hingga penumpang kembali pulih.
Baca: Pandemi Covid-19, Pengusaha Kebab Ini Disribusikan Sembako dan Uang Tunai ke Ojol dan PKL
Driver ojol juga meminta agar sebaiknya juga pemerintah mengetuk hati para aplikator mengurangi besaran potongan komisi dari para pengemudi ojek onlinenya.
"Janganlah potongan komisi seperti sekarang ini sebesar 20 persen dari setiap tarif order penumpang yang kami terima. Kalo mau pemerintah ajak aplikator membatu mitra pengemudinya dengan memotong komisi maksimal 5 persen," usul driver ojol kepada Tigor.
Jika tidak, driver ojol meminta untuk merubah model komisi sebagai sewa aplikasi bulanan saja.
"Misalnya Rp 50 ribu saja untuk sebulan bagi tiap pengemudi," ungkap driver ojol.
Menurut driver ojol tersebut, potongan komisi aplikator 20 persen tiap penumpang terlalu besar.
"Kami yang kerja dari pagi hingga malam dan kami pemilik alat produksinya yakni sepeda motor dan beli bensin, perawatan motor tapi dapatnya hanya 80 persen. Sementara aplikator yang modalnya hanya aplikasi dapatnya 20 persen, itu tidak adil," ungkap driver ojol kepada Tigor.
Tigor pun mengungkapkan saatnya bekerja sama untuk menghadapi masa sulit pandemi covid-19.
"Marilah kita bahu membahu, bekerja sama, bergandeng tangan saling membantu, berempati di tengah kesulitan darurat covid-19 ini. Tuhan akan selalu memperhatikan apa yang kita lakukan," ujarnya.
Baca: Ketika Jokowi Bagikan Sembako Kepada Pengemudi Ojol dan Pedagang Asongan di Pinggir Jalan
Penonaktifan Layanan Ojek Penumpang
Diberitakan sebelumnya, Grab menonaktifkan sementara layanan GrabBike di wilayah Ibu Kota.
Hal ini wujud dukungan Grab dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 33 tahun 2020.
"Kami telah menonaktifkan sementara layanan GrabBike di DKI Jakarta untuk mendukung PSBB yang telah ditetapkan," ungkap Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, dalam rilis resmi yang diterima Tribunnews, Jumat (10/4/2020).
Neneng menyebut layanan GrabBike masih bisa digunakan di kota-kota lain di sekitar Jakarta.
"Layanan GrabBike masih dapat melayani penumpang di kota-kota sekitar DKI Jakarta seperti Depok, Tangerang dan Bekasi serta kota-kota lainnya di Indonesia," ungkapnya.

Baca: Hari Pertama PSBB Jakarta, Fitur GoRide Gojek dan Grab Bike Hilang, Driver Mengaku Keberatan
Meski menonaktifkan GrabBike, masyarakat DKI Jakarta masih dapat menggunakan layanan GrabCar.
"Selain layanan GrabCar yang tetap melayani para penumpang, kami telah menyiagakan 1.000 armada khusus berupa mobil GrabCar yang dilengkapi dengan partisi plastik antara kursi pengemudi dan penumpang serta 1.000 GrabBike di seluruh Indonesia bagi tenaga medis agar mereka bisa tetap bisa menjalankan tugas mulianya tanpa perlu mengkhawatirkan adanya ketersediaan sarana mobilitas sehari-hari," jelasnya.
Sedangkan untuk layanan selain GrabBike masih bisa digunakan oleh masyarakat.
"Berbagai layanan Grab Pengiriman Makanan, Pengiriman Barang, GrabMart dan Transportasi akan tetap beroperasi untuk melayani penduduk DKI Jakarta dan Indonesia dengan tetap menyediakan layanan harian terpenting dengan cara yang paling aman," jelasnya.
Hal tersebut merupakan komitmen Grab untuk memberikan layanan dengan cara yang paling aman.
"Prioritas utama kami adalah untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan komunitas kami," imbuhnya.
Sementara itu Tribunnews telah menghubungi pihak Gojek mengenai penjelasan pembatasan layanan GoRide namun belum mendapatkan jawaban.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)