Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Update Corona 11 April 2020 di Indonesia: 3.842 Kasus, Sembuh 286, Meninggal 327 Pasien

Yurianto mengatakan, per Sabtu (11/4/2020) terdapat penambahan jumlah pasien positif sebanyak 330 orang.

BNPB
Jubir pemerintah Achmad Yurianto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto memberikan info terakhir terkait jumlah pasien positif virus corona (Covid-19 di Indonesia.

Yurianto mengatakan, per Sabtu (11/4/2020) terdapat penambahan jumlah pasien positif sebanyak 330 orang.

"Sehingga total kasus pada hari ini menjadi 3.842 kasus," kata Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (11/4/2020).

Baca: Kasus Corona di DKI Jakarta, Sabtu 11 April: 1.903 Orang Positif, 60 Pasien Sembuh

Baca: Genap Berusia 34 Tahun, Esteban Vizcarra Berharap Persib Bandung Juara Liga 1

Yurianto pun menjelaskan pasien positif tersebut tersebar dari sejumlah wilayah di Indonesia.

Yurianto menambahkan, ada penambahan pasien sembuh virus corona sebanyak 4 orang. Sehingga total ada 286 pasien sembuh.

Lalu, ia menyebut terdapat penambahan pasien meninggal dunia sebanyak 21 orang.

"Sehingga total kasus meninggal menjadi 327 pasien," pungkasnya.

Update global

Amerika Serikat masih menduduki negara dengan jumlah pasien virus corona atau Covid-19 tertinggi di dunia.

Bahkan, menurut perhitungan worldometers, jumlah kasus corona di AS tembus 502.876 jiwa.

Angka kematian di AS juga hampir melampaui Italia yang beberapa hari terakhir jadi negara dengan kasus kematian tertinggi di dunia.

Hingga Sabtu (11/4/2020) siang, jumlah kematian di AS telah mencapai 18.747 jiwa.

Jumlah ini terpaut 102 korban dengan Italia yang memiliki 18.849 korban jiwa akibat corona.

Meski begitu, 27.314 orang yang terinfeksi Covid-19 di AS sudah sembuh.

update data pasien penderita virus corona atau Covid-19 yang tersebar di seluruh dunia hingga Sabtu, 11 April 2020 pukul 08.10 WIB.
update data pasien penderita virus corona atau Covid-19 yang tersebar di seluruh dunia hingga Sabtu, 11 April 2020 pukul 08.10 WIB. (worldometers)

Baca juga : Para Dokter di Pakistan Unjuk Rasa Minta APD, Polisi Malah Bertindak Brutal, Pukuli Pakai Senapan

Sebanyak 456.815 pasien lainnya masih menjalani perawatan.

Melonjaknya kasus kematian di AS karena adanya tambahan lebih dari 2.000 orang yang positif corona meninggal pada Jumat (10/4/2020).

Ini adalah jumlah kematian tertinggi di AS dalam dalam satu hari.

Diberitakan Sky News, sejak kejadian tersebut, terlihat tanda warga Amerika semakin menuruti perintah untuk tetap tinggal di rumah.

Hal itu wajib dilakukan untuk membantu mengurangi jumlah infeksi virus corona baru di masyarakat.

Sebelumnya, pejabat ekonomi terkemuka di pemerintahan Trump sempat menyatakan harapan, jika kegiatan perekonomian dapat mulai dibuka kembali pada Mei.

Staf medis membantu seorang pasien saat memasuki tenda pemeriksaan COVID-19 di Pusat Rumah Sakit Brooklyn pada 31 Maret 2020 di wilayah Brooklyn di New York.
Staf medis membantu seorang pasien saat memasuki tenda pemeriksaan COVID-19 di Pusat Rumah Sakit Brooklyn pada 31 Maret 2020 di wilayah Brooklyn di New York. (Angela Weiss / AFP)

Baca juga : Peneliti Jerman Ungkap Alasan Covid-19 Mudah Menular: Virus Bertumbuh Cepat di Tenggorokan

Namun hal ini ditentang oleh pakar penyakit menular Amerika, Dr Anthony Fauci.

Ia memperingatkan agar masyarakat tetap menunda berkegiatan normal sebelum virus corona benar-benar bisa dikendalikan.

"Sekarang bukan saatnya untuk mundur," kata Dr Anthony Fauci.

Sebab, para pejabat setempat telah memperingatkan adanya kematian yang mungkin mencapai puncak pada minggu ini.

Hal itu dibuktikan dengan jumlah kasus infeksi baru yang merata di negara bagian New York, pusat wabah virus corona di AS.

Gubernur New York, Andrew Cuomo membenarkan, ada 777 kasus kematian baru pada Jumat (10/4/2020) lalu.

Narapidana di New York Ditugaskan Menggali Kuburan Massal untuk 51.000 Korban Covid-19 Bila Kasus Terus Meningkat
Narapidana di New York Ditugaskan Menggali Kuburan Massal untuk 51.000 Korban Covid-19 Bila Kasus Terus Meningkat (Yonhap/AFP dan Daily Mail)

Namun, angka itu menurun dibanding hari sebelumnya.

Bahkan, jumlah pasien perawatan intensif di New York juga sedikit menurun untuk pertama kalinya sejak pertengahan Maret.

Meski begitu, Kota New York telah mulai menggali kuburan ekstra di pemakaman umum.

Terlihat adanya peti mati yang ditumpuk satu sama lain di lubang pemakaman yang besar.

Pemerintah setempat juga telah mempekerjakan buruh untuk menguburkan orang-orang yang telah meninggal setelah tertular virus corona.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved