Jumat, 5 September 2025

Virus Corona

Jelang PSBB Tangerang Raya, Pedagang Sayur akan Patuh dan Berharap Ada Bantuan

Menjelang PSBB di Tangerang Raya menimbulkan berbagai macam reaksi masyarakat.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
Larasati Dyah Utami/Tribunnews.com
Mamang, pedagang sayur komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Jumat (17/4/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Merebaknya virus corona (Covid-19) berdampak pada hampir semua aspek kehidupan, tidak kecuali kehidupan para pedagang harian, khususnya di kawasan Tangerang.

Apalagi Kota dan Kabupaten Tangerang, serta Tangerang Selatan (Tangerang Raya) akan memberlakukan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) besok, 18 April hingga 3 Mei 2020.

Menjelang PSBB di Tangerang Raya menimbulkan berbagai macam reaksi masyarakat.

Sejumlah orang mengatakan akan mematuhi kebijakan pemerintah jika itu memang keputusan yang diambil pemerintah dan akan membantu mengurangi penyebaran virus corona di Tangerang.

Baca: Siang Ini Belum Ada Putusan, BPTJ Masih Kaji Permintaan Stop Operasional KRL di Jabodetabek

Tibunnews mewawancarai seorang pedagang sayur yang biasa berkeliling komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Jumat (17/4/2020).

Sebut saja namanya Mamang, karena memang kebanyakan ibu-ibu komplek atau pembelinya memanggilnya demikian. Nama aslinya adalah Asep diperkirakan berumur 55 tahunan.

Ia berujar akan mematuhi kebijkan yang akan dilakukan pemerintah, meskipun dia belum memperoleh informasi langsung dari pemerintah daerah setempat, khususnya dikawasan Cicayur, Kecamatan Kelapa dua, Kabupaten Tangerang dimana tempat ia tinggal.

Ia baru mendapatkan informasi tentang PSBB dari sejumlah media elektronik, dan media televisi.

“Belum ada informasi (lebih lanjut) besok gimana (boleh jualan atau tidak),” ujarnya.

Baca: Buat Kesalahan Fatal, Bubarkan Stafsus Milenial

Mamang mengatakan dirinya kerap mendapatkan cerita dari ibu-ibu yang berbelanja padanya tentang kondisi mereka.

Karena sebagian besar kantor diliburkan, mendekati bulan Ramadhan dan Idul Fitri warga mengharapkan gaji agar segera turun untuk memenuhi kebutuhan mereka.

“Kalau masalah mudik mah, ya itu mah bisa (ga dilakukan) tapi kan mau bulan puasa jadi banyak kebutuhan,” ujarnya.

“Belum lagi yang harus membayar cicilan,” lanjutnya

Meski mengaku kalau tidak pernah mendengar ada kerabat maupun tetangga yang harus diputus bubungan kerjanya (PHK), akan tetapi anaknya yang bekerja sebagai penjaga toko di mall juga harus diliburkan.

“Anak sih diliburin, ga tau kalau tetangga mah (ada yang di PHK atau tidak)” sambungnya.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan