Rabu, 13 Agustus 2025

Virus Corona

Kisah Teladan di Masa Pandemi, Bocah SD Kuras Tabungan untuk APD hingga Nenek Relakan Bantuan Beras

Di tengah sulitnya masa pandemi virus corona media diramaikan dengan aksi penuh keteladanan bocah kelas 3 SD dan nenek yang peduli orang lain.

Tribunnews/ISTIMEWA - Facebook/Emelia Malalak Faris
Dua kisah teladan di tengah pandemi corona 

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah sulitnya masa pandemi virus corona covid-19, media sosial akhir-akhir ini diramaikan dengan aksi penuh keteladanan.

Seorang siswa kelas 3 SD di Bandung, Jawa Barat merelakan uang jajan yang ia sisihkan selama sembilan bulan agar bisa dibelikan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis.

Sementara itu, seorang nenek di Kabupaten Agam, Sumatra Barat menolak menerima bantuan pemerintah berupa beras satu karung.

Sang nenek merasa masih mampu dan meminta petugas menyalurkan kepada yang lebih membutuhkan.

Bocah SD Relakan Uang Tabungan

Hafidh Sumbang APD
Mochammad Hafidh (9) yang masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Hafidh menyumbangkan seluruh tabungannya yang ia simpan di sebuah kaleng biskuit untuk membantu pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis melalui pihak kepolisian. (Dok. Polsek Dayeuhkolot)

Baca: Penjelasan Dokter Spesialis soal Merokok Disebut Tingkatkan Risiko Kematian pada Pasien Virus Corona

Baca: Data Terbaru Virus Corona 16 April Seluruh Provinsi di Indonesia

Mochammad Hafidh (9) masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD).

Namun kepeduliannya terhadap situasi negeri sangat tinggi.

Hafidh rela menyumbangkan seluruh tabungannya untuk membantu pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis.

Selama ini Hafidh menyisihkan uang jajannya di sebuah kaleng biskuit

Hafidh merupakan putra Ruhiyatna yang berprofesi sebagai tukang servis televisi dan Ibu Rikoh Rotikoh yang berprofesi sebagai pedagang bakso ayam.

Hafidh memberikan sumbangannya melalui Polsek Dayeuhkolot Polresta Bandung Jawa Barat, Kamis (16/4/2020) ditemani sang ibu.

Siswa SDN Pasigaran 3 Dayeuhkolot tersebut meminta ibunya untuk menemui Kapolsek Dayeuhkolot Kompol Sudrajat.

Keinginan Hafidh menyumbangkan tabungannya berawal melihat pemberitaan TV.

Hafidh melihat adanya kelangkaan dan mahalnya masker beserta APD yang dibutuhkan para tenaga medis saat ini dan bertanya kepada sang Ibu.

"Saya menjelaskan kepada Hafidh bahwa APD adalah Alat Pelindung Diri yang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis dalam menangani pasien virus corona," ujar sang ibu, Rikoh Rotikoh, dilansir rilis resmi Polresta Bandung yang diterima Tribunnews, Kamis (16/4/2020).

Kemudian Hafidh mengungkapkan ingin membantu membeli APD dengan menyumbangkan tabungannya.

"Tabungan itu dikumpulkan selama 9 bulan yang awalnya tabungan tersebut dikumpulkan untuk membantu biaya pernikahan kakaknya," ungkap Rikoh.

Rikoh juga mengungkapkan Hafidh hanya memiliki uang jajan Rp 2 ribu per harinya.

Sewaktu akan memberikan uang tabungannya Hafidh mengatakan wabah virus corona yang menimpa Indonesia ingin segera berakhir.

Baca: Lawan Corona, Waskita Salurkan Bantuan APD dan Masker ke Sejumlah Rumah Sakit

Sementara itu Kapolresta Bandung Hendra Kurniawan melalui Kapolsek Dayeuhkolot Kompol Sudrajat mengaku terharu akan aksi Hafidh.

"Kami sangat terharu dengan sikap seorang anak kecil yang berhati besar yang ingin membantu penangan virus corona mana tidak semua orang mampu berbuat seperti demikian," ungkap Sudrajat.

Uang tabungan Hafidh berada di dalam kaleng biskuit saat dihitung berjumlah Rp 453.300.

Nominalnya terdiri dari pecahan uang Rp 100, Rp 500, dan Rp 1.000.

Hafidh Sumbang APD 2
Mochammad Hafidh (9) yang masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD) menyumbangkan tabungannya yang ia simpan di sebuah kaleng biskuit untuk membantu pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis melalui pihak kepolisian. (Dok. Polsek Dayeuhkolot)

Baca: Sebelum Umumkan Positif Terjangkit Covid-19, Twindy Rarasati Salurkan Donasi ke Rumah Sakit

Nenek Tolak Sumbangan

Selain aksi Hafidh yang membuat terharu, media sosial juga diramaikan dengan aksi mulia seorang nenek yang menolak pemberian bantuan karena merasa masih mampu.

Nenek itu secara lembut menolak pemberian satu karung beras yang disalurkan petugas untuknya.

Video nenek tersebut viral setelah diunggah akun Twitter situs galang dana online @kitabisacom, Kamis (16/4/2020).

"Nenek ini mengembalikan bantuan beras yang dikasih ke dia. Kita butuh jiwa baik seperti nenek ini," tulisnya.

VIRAL video nenek menolak pemberian bantuan
VIRAL video nenek menolak pemberian bantuan beras di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Twitter/kitabisacom)

Baca: Data Corona Terbaru 17 April di 34 Provinsi Indonesia, Sulawesi Selatan Melebihi Jateng dan Banten

Baca: Total 57 Tenaga Medis di RSUP Dr Kariadi Semarang Terkena Virus Corona, Dirut Ungkap Faktor Penyebab

Nenek menolak pemberian beras karena merasa masih mampu mencukupi kebutuhan makanan pokok tersebut.

Sang nenek berujar beras yang dimilikinya masih cukup hingga tiga bulan mendatang.

Nenek tersebut hanya menerima garam dari petugas.

"Tolong kasih (berasnya) ke yang butuh. Kalau garam ini enggak apa-apa buat saya. Kalau beras tiga bulan ke depan saya masih ada, sedang numbuk (padi). Ini tolong diberikan," ungkap sang nenek dalam video tersebut dengan Bahasa Minang.

Berdasar penelusuran Tribunnews, video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook Emelia Malalak Faris, Senin (6/4/2020) lalu.

Dari unggahannya, video itu kini telah dibagikan oleh 2.500 pengguna Facebook hingga viral di berbagai media sosial.

Baca: Sembuh dari Corona, Anggota DPRD Sumatera Utara Ceritakan Pengalamannya

Saat dihubungi, Emelia menyebut video tersebut berlokasi di Jorong Sigiran, Nagari Malalak Utara, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Emelia merupakan Staf Kecamatan Malalak.

Ia membenarkan dialah yang mengunggah video tersebut untuk pertama kalinya di media sosial Facebook.

Emelia mengaku video tersebut direkam oleh perangkat Kecamatan Malalak.

Video tersebut direkam saat pembagian bantuan kepada warga sebagai jaring pengaman sosial dalam pandemi covid-19.

"Itu sumbangan pemerintah berdasar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)," ujar Emelia saat dihubungi Tribunnews melalui sambungan telepon, Jumat (17/4/2020).

Emilia mengungkapkan nenek tersebut biasa dipanggil Nenek Oped.

Awalnya petugas bermaksud memberikan bantuan berupa 10 kilogram beras dan satu bungkus garam.

"Tapi (Nenek Oped) menolak beras dan hanya menerima garam, dan meminta untuk diberikan kepada yang lebih berhak," ujar Emelia.

Emelia mengungkapkan keluarga Nenek Oped merupakan petani.

"Tapi yang ngurus anaknya karena Nenek Oped sudah tua dan tidak bisa lagi usaha," ujarnya.

Diketahui dalam video tersebut Nenek Oped mengaku masih memiliki kecukupan beras hingga tiga bulan ke depan.

"Nenek Oped masuk daftar lansia penerima bantuan," ujar Emelia.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan