Virus Corona
Airlangga: PSBB Cara Tepat Memutus Mata Rantai Penularan Virus Corona
Ia juga meminta kesadaran dari masyarakat agar bisa mematuhi imbauan physical distancing atau menjaga batas fisik selama PSBB
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berharap masyarakat mematuhi Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk meredam penularan virus corona (Covid-19).
Ia juga meminta kesadaran dari masyarakat agar bisa mematuhi imbauan physical distancing atau menjaga batas fisik selama PSBB.
Baca: Masyarakat Banyak yang Stres, Pemerintah Pertimbangkan Longgarkan PSBB
Sebab, sejumlah daerah yang telah menerapkan PSBB mulai menunjukan hasil positif.
Yakni, curva penyebaran Covid-19 cenderung datar atau tidak ada lonjakan yang besar.
"Kami meyakini masyarakat mampu melaksanakan dengan baik. Tapi, juga diperlukan kesadaran, karena PSBB ini cara yang paling tepat untuk memutus mata rantai penularan," kata Airlangga di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/5/2020).
Menteri Koodinator bidang Perekonomian ini pun meminta adanya perhatian khusus kepada wilayah yang menjadi episentrum penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Wilayah yang di maksud adalah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Airlangga menyebut, jangan sampai masalah kesehatan merembet menjadi masalah sosial ekonomi masyarakat.
"Jangan sampai nanti persoalan kesehatan merembet ke sosial ekonomi karena ini yang akan dicegah agar sosial ekonomi kita tidak terlalu turun," ucap Airlangga.
Sebelumnya, Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan saat ini pemerintah tengah memikirkan apa yang ia sebut relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena sejumlah pertimbangan.
Relaksasi PSBB yang dimaksud Mahfud MD adalah pelonggaran-pelonggaran dalam penerapan aturan PSBB, namun dalam praktiknya tetap mempertimbangkan aspek keselamatan.
Sejumlah pertimbangan terkait relaksasi PSBB yang disebut Mahfud antara lain keluhan masyarakat yang kesulitan mencari nafkah dan belanja.
Baca: Pengendara Langgar PSBB di Jakarta Nyaris 40 Ribu, Mayoritas Pelanggar Tidak Pakai Masker
Selain itu pemerintah juga mempertimbangkan tingkat stres masyarakat.
"Karena kita tahu kalau terlalu dikekang juga akan stres. Nah kalau stres itu imunitas orang itu akan akan melemah, juga akan menurun. Oleh sebab itu kita memikirkan mari kerjakan ini semua secara sabar bersama-sama," kata Mahfud dalam tayangan Berita Satu News Channel bertajuk Inspirasi Ramadhan pada Sabtu (2/5/2020).