Sabtu, 6 September 2025

Virus Corona

Panglima TNI: Penanganan Pandemi Covid-19 Adalah Peperangan

Meski begitu, menurut Hadi kondisi tersebut kemudian menggugah dunia pendidikan, dunia penelitian dan industri dalam negeri

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan kita dapat menganalogikan penanganan pandemi covid-19 sebagai peperangan.

Menurutnya, pandemi covid-19 saat ini menyadarkan kita sebagai bangsa Indonesia bahwa sektor industri kifa belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Baca: Panglima TNI Singgung Masyarakat yang Tak Hargai Jasa Petugas Medis

Pandemi ini juga menurutnya telah menyadarkan kita belum bisa memenuhi kebutuhan bahan pangan kita karena sejunlah bahan masih bergantung pada negara lain yang saat ini juga tengah menahan untuk tidak mengekspornya ke luar negeri.

Bahkan menurutnya Indonesia pun belum mampu memproduksi rapid test kit, PCR dan reagennya yang dibutuhkan untuk melawan musuh bersama yakni covid-19.

Selanjutnya untuk melawan musuh kita membutuhkan rapid test, PCR dan reagennya yang lagi-lagi ternyata belum dapat diproduksi di dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat memberikan orasi ilmiah pada acara wisuda secara daring yang diselenggarakan Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Sabtu (2/5/2020).

"Kita dapat menganalogikan penanganan pandemi Covid-19 ini sebagai sebuah peperangan, dengan virus corona atau Covid-19 sebagai musuh," kata Hadi.

Meski begitu, menurut Hadi kondisi tersebut kemudian menggugah dunia pendidikan, dunia penelitian dan industri dalam negeri.

Lembaga pendidikan tinggi, lembaga riset dan industri berupaya memproduksi alat kesehatan yang dibutuhkan untuk melawan Covid-19.

Masyarakat luas juga membuat masker kain untuk keperluan pemakaian sehari-hari.

Menurutnya sebagian masyarakat bahkan hingga mendonasikan produknya dan semangat adaptasi kita tergugah, semangat persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia tersentuh.

Hal itu menyadarkannya bahwa yang lebih strategis sesungguhnya adalah kesadaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Mengutip Presiden Joko Widodo, ia mengatakan bahwa inilah saatnya bangsa Indonesia berbenah untuk merapikan segala sesuatunya sehingga Indonesia dapat maju dan mandiri.

Menurutnya momentum bisa didapatkan dengan mengerahkan dunia pendidikan bekerja sama dengan industri.

Baginya kesadaran bahwa pertanian dan peternakan rakyat harus dibangun tidak boleh hilang.

Demikian pula kebutuhan industri farmasi dalam negeri untuk menghasilkan obat-obatan yang dibutuhkan ratusan juta rakyat.

"Dengan potensi penduduk dan wilayahnya, Indonesia memiliki potensi yang dahsyat untuk menjadi negara maju. Saya yakin inilah yang menjadikan Indonesia dianggap sebagai 1 dari hanya 3 negara, yang akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif pada tahun 2020 di tengah pandemi," kata Hadi.

Ia pun mengingatkan pekerjaan rumah bangsa Indonesia sangat panjang.

Baca: Masyarakat Banyak yang Stres, Pemerintah Pertimbangkan Longgarkan PSBB

Bangsa Indonesia dapat belajar dari sejarah bahwa tidak ada negara maju yang mencapai kemajuannya secara instan.

"Semua itu buah dari upaya dan kerja keras dengan pondasi sumber daya manusia yang unggul," kata Hadi.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan