Kamis, 21 Agustus 2025

Virus Corona

Ganjar Pranowo: Korupsi di Masa Pandemi Virus Corona, Laknat Dunia Akhirat!

Jika masih ada yang memanfaatkan kesempatan dalam pandemi ini untuk korupsi, Ganjar sampai menyebut laknat dunia-akhirat

TRIBUNNEWS.COM/WAHYU GILANG PUTRANTO
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menghadiri pemakaman Didi Kempot di TPU Dukuh Jatisari, Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (5/5/2020). 

‎Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak menampik kondisi pandemi virus corona atau Covid-19 seperti ini rentan terjadi praktik korupsi.

Jika masih ada yang memanfaatkan kesempatan dalam pandemi ini untuk korupsi, Ganjar sampai menyebut laknat dunia-akhirat.

Baca: Data Terbaru, Kasus Positif Virus Corona Paling Banyak Ditemukan di Jawa Timur, Jumlahnya 135

"Untuk yang masih berpikir korupsi di masa saat ini. Sudah laknat dunia-akhirat," tegas Ganjar‎ dalam sebuah diskusi secara daring melalui aplikasi zoom, Sabtu (9/5/2020) bertema Cegah Korupsi di Tengah Pandemi.

Ganjar juga berpendapat hanya orang gila yang masih tega melakukan perbuatan korupsi saat elemen bangsa berjuang melawan virus corona.

"Kita doain bareng, itu dilaknak dunia akhirat. Dan memang hanya orang gila saja‎, kalau hari ini bertindak kotor, korupsi. Benar-benar itu kotor sekali," ungkap Ganjar.

Ganjar berpesan, seharusnya semua pihak termasuk para kepala daerah menyelamatkan rakyat bukan mengambil uang rakyat.

Dia kembali menegaskan menghadapi persoalan di tengah pandemi memang tidak mudah.

Baca: Sarinah Renovasi Mulai Juni 2020, Begini Nasib Gerai McDonald's

Berkali-kali Ganjar mengingatkan jangan mengambil uang rakyat.

"Kita harus yakin bisa selesaikan ini dengan sederet regulasi, kebijakan yang ada. Hentikan keluhan dan selesaikan persoalan," tambahnya.

Ingatkan Jajarannya soal Potensi Korupsi

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku kerap mendapat banyak tawaran pengadaan alat kesehatan (Alkes) yang masuk via handphone-nya.

Berkali-kali ‎Ganjar ditawari pengadaan masker hingga alat rapid test dengan harga selangit.

Baca: INFO TERKINI 9 Mei 2020: 13.645 Kasus Positif Virus Corona di Indonesia, 2.607 Orang Sembuh

Ganjar menyerahkan hal tersebut pada inspektorat jangan sampai terjadi korupsi.

Dalam beberapa kali rapat dengan para suplaier alat kesehatan, Ganjar mengaku bingung ‎dengan masih adanya perusahaan besar yang menjual APD dengan harga tinggi.

"Di HP saya ini banyak yang masuk macam-macam nawari masker yang harganya selangit. Ada perusahaan besar jual APD harganya sejuta. Situasi seperti ini kok tidak ada suasana kebatinan untuk membantu," ungkap Ganjar dalam sebuah diskusi secara daring melalui aplikasi zoom, Sabtu (9/5/2020) bertema Cegah Korupsi di Tengah Pandemi.

Ganjar bahkan berujar jika dirinya memiliki kuasa, dia bakal mencabut izin perusahaan ‎yang masih bermain dan menjual APD dengan harga tinggi di tengah pandemi corona.

Situasi saat ini, diungkap Ganjar, sangat rentan dengan potensi korupsi.

Di mana dalam situasi normal, korupsi pengadaan alkes sudah banyak terjadi.

Baca: Data Terbaru, Kasus Positif Virus Corona Paling Banyak Ditemukan di Jawa Timur, Jumlahnya 135

Untuk itu, Ganjar menerjunkan Inspektorat hingga Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) untuk turun tangan mencegah terjadinya korupsi.

‎"Saya bilang ke teman-teman, realokasi dan refocusing semua diawasi APIP. Pas mau belanja, cara belanja Inspektorat lapor saya langsung," tambahnya.

Terpaksa Belajar Kilat soal Ilmu Virologi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbagi cerita bagaimana dirinya mempelajari ilmu virologi di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Ilmu virologi sendiri merupakan cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme terutama virus.

Baca: Bima Arya Cerita Perjalanan Dinas Dipotong 80 persen hingga Sulit Mendata Warga Terdampak Covid-19

‎Ganjar Pranowo tidak segan bertanya langsung pada para ahli.

Puncaknya, saat Ganjar mendapat tawaran dari beberapa pihak soal alat disinfektan yang disemprotkan ke manusia untuk mencegah virus corona.

"Saya ini ditawari macam-macam sampai alat untuk menyemprot desinfektan ke orang," ucap Ganjar mengawali ceritanya ‎dalam sebuah diskusi secara daring menggunakan aplikasi zoom, Sabtu (9/5/2020) bertema Cegah Korupsi di Tengah Pandemi.

Selanjutnya, Ganjar langsung menghubungi dokter hingga pakar menanyakan apakah aman jika desinfektan disemprotkan ke tubuh manusia.

Hasilnya mencengangkan.

Ternyata jika disemprotkan ke tubuh manusia malah berbahaya.

Bisa mengakibatkan kanker dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan.

"‎Setelah dapat penjelasan itu, saya jawab enggak mba maaf, saya tidak pakai alat itu," singkatnya.

Berlanjut Ganjar mendapat tawaran lain yakni menyemprotkan jalan menggunakan desinfektan.

Kembali Ganjar menambah ilmu virologinya.

Ganjar mengaku sempat meminta gambar atau penampakan dari virus corona.

Ganjar ingin melihat apakah virus tersebut memiliki sayap sehingga bisa terbang sampai ke jalan.

"Ada lagi yang tawarkan Pak Ganjar di Jateng lakukan penyemprotan di jalanan. ‎ Maaf ya kalau semprot jalanan saya rasa konyol, virus kan tidak bisa terbang," ucap Ganjar.

"Saya belajar virologi saya minta gambar virusnya tu seperti apa. Ternyata tidak punya sayap, jadi tidak bisa terbang. Virus ini tidak hidup di jalan. Virus hanya hidup di inang yang hidup," ungkap Ganjar.

Baca: Data Terbaru, Kasus Positif Virus Corona Paling Banyak Ditemukan di Jawa Timur, Jumlahnya 135

Ganjar menambahkan virus corona menular melalui droplets dan bukan terbang sendiri.

Virus diterbangkan ‎dengan tekanan-tekanan tertentu yang namanya droplets.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan