Selasa, 9 September 2025

Virus Corona

Profesor Ini Kembangkan Alat Deteksi Corona Hanya dengan Bersin ke Arah Ponsel

Virus corona mungkin akan bisa dideteksi hanya dengan bersin ke arah ponsel saja.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Freepik
Cek IMEI Ponsel di imei.kemenperin.go.id, Ponsel Ilegal Alias Black Market akan Diblokir Mulai Besok 

TRIBUNNEWS.COM - Virus corona mungkin akan bisa dideteksi hanya dengan bersin ke arah ponsel saja.

Begitulah misi penelitian di Universitas Utah, yang dipimpin profesor teknik Massood Tabib-Azar.

Menurut laporan penelitian, Covid-19 akan bisa dideteksi dengan batuk maupun bersih ke arah ponsel, sebagaimana dikutip dari New York Post.

Baca: Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp 14.770 per Dolar AS, Berikut Kurs di 5 Bank Besar Indonesia

Baca: Trump Sebut Hydroxychloroquine Ampuh Tangkal Corona, Media AS Mereaksi Sebaliknya

Ilustrasi membersihkan ponsel.
Ilustrasi membersihkan ponsel. (shutterstock)

Ada sensor kecil yang akan menampilkan hasil diagnosanya dalam 60 detik saja.

Tabib-Azar mengatakan dia memimpin tim peneliti untuk mengembangkan perangkat yang bisa disambungkan ke post pengisi daya ponsel.

Perangkat itulah yang akan dimaksudkan sebagai penguji kandungan virus pada partikel liur.

"Jika seseorang bernafas, batuk, bersin atau berhembus pada sensor, itu akan dapat mengetahui apakah mereka menderita Covid-19," kata Tabib-Azar.

Tabib-Azar menjelaskan, jika air liur mengandung virus maka ada untaian DNA di sensor yang akan mengikat protein virus.

Inilah yang akan memicu hambatan listrik untuk menandakan bahwa hasilnya positif corona.

"Sensor akan berubah warna atau secara visual menunjukkan keberadaan Covid-19 sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang," kata Tabib-Azar.

Profesor ini mengatakan perangkat itu bisa tersedia dalam waktu tiga bulan sejak dia membuat prototipe sensor setahun yang lalu.

Dimana waktu itu Tabib-Azar mengambangkannya untuk mendeteksi virus Zika yang ditularkan nyamuk.

"Rencananya adalah memprogramnya untuk mengidentifikasi Covid-19 sebagai gantinya," kata Tabib-Azir.

Profesor ini diketahui pernah diberikan dana senilai Rp 2,9 miliar oleh National Science Foundation Rapid Response untuk mengembangkan perangkat seperti ini.

Tabib-Azir mencatat bahwa perangkat semacam ini bisa diproduksi dengan biaya murah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan