Sabtu, 13 September 2025

Virus Corona

BERITA FOTO: Ketika Warga Asyik Berburu Baju Lebaran di Pasar Tak Peduli dengan Wabah Virus Corona

Beberapa tempat, pusat perbelanjaan hingga bandara, misalnya, malah terlihat ramai dan padat menjelang Lebaran.

Editor: Hasanudin Aco
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga saat berbelanja di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2020). Pedagang kembali meramaikan pasar Tanah Abang, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang penutupan sementara Pasar Tanah Abang hingga 22 Mei 2020 untuk mengurangi kerumunan orang di ruang publik guna mencegah penyebaran COVID-19. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sejatinya seluruh masyarakat dibatasi aktivitasnya serta diimbau mengurangi kegiatan di luar rumah.

Tujuanya tentu saja untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Namun, pembatasan itu justru tidak tecermin di masyarakat.

Beberapa tempat, pusat perbelanjaan hingga bandara, misalnya, malah terlihat ramai dan padat menjelang Lebaran.

Warga berburu kebutuhan Lebaran seperti busana lebaran.

Warga berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di atas trotoar Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5/2020). Meski kawasan niaga Pasar Tanah Abang telah tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun sebagian oknum pedagang tetap menggelar lapaknya di sejumlah titik seperti di atas trotoar dan di gang perkampungan setempat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di atas trotoar Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5/2020). Meski kawasan niaga Pasar Tanah Abang telah tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun sebagian oknum pedagang tetap menggelar lapaknya di sejumlah titik seperti di atas trotoar dan di gang perkampungan setempat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida berpandangan bahwa hal itu terjadi karena Lebaran merupakan tradisi yang sudah melekat di masyarakat dari generasi ke generasi.

Begitu pula dengan "ritual" yang menyertainya, seperti silaturahim dengan mudik, berbelanja sandang baru, dan pangan yang khas, serta pemberian insentif Lebaran.

Jika tidak dilakukan, masyarakat akan merasa kehilangan makna atau esensi dari hari raya Idul Fitri.

“Sebagai tradisi yang sudah menjadi rutin bak ritual tahunan, secara sosiologis bisa mengalami degradasi makna. Artinya, masyarakat melakukannya lebih karena ‘emosi’-nya, bahkan kadang kehilangan rasionalitasnya,” ujar Ida, Rabu (20/5/2020).

Ida mengatakan, kondisi tersebut terlihat dari cara masyarakat yang cenderung tak peduli akan risikonya dalam menyikapi Lebaran di tengah pandemi saat ini.

Warga berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di atas trotoar Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5/2020). Meski kawasan niaga Pasar Tanah Abang telah tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun sebagian oknum pedagang tetap menggelar lapaknya di sejumlah titik seperti di atas trotoar dan di gang perkampungan setempat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di atas trotoar Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5/2020). Meski kawasan niaga Pasar Tanah Abang telah tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun sebagian oknum pedagang tetap menggelar lapaknya di sejumlah titik seperti di atas trotoar dan di gang perkampungan setempat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Menurut dia, kondisi ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan bahaya penularan Covid-19 dan implementasi PSBB yang tidak ketat.

“Lalu bak gayung bersambut dengan kuatnya emosi ber-Lebaran. Tidak heran jika pasar bandara dan lain-lain tidak menunjukkan suasana pandemi Covid-19,” ungkap Ida.

Warga berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di atas trotoar Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5/2020). Meski kawasan niaga Pasar Tanah Abang telah tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun sebagian oknum pedagang tetap menggelar lapaknya di sejumlah titik seperti di atas trotoar dan di gang perkampungan setempat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di atas trotoar Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5/2020). Meski kawasan niaga Pasar Tanah Abang telah tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun sebagian oknum pedagang tetap menggelar lapaknya di sejumlah titik seperti di atas trotoar dan di gang perkampungan setempat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pandemi Covid-19, lanjut dia, merupakan kondisi abnormal yang kurang dipahami atau masuk nalar semua lapisan masyarakat.

Di sisi lain, mereka mendapatkan informasi yang seolah-olah menunjukkan situasi sudah relatif aman.

Kata Jokowi

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan