Rabu, 3 September 2025

Virus Corona

Penjelasan Kogasgabpad Sikapi Keluhan WNI Repatriasi yang Jalani Karantina di Wisma Atlet Kemayoran

Brigjen TNI M Saleh meminta kerja sama dari para WNI repatriasi yang baru masuk ke dalam Tower 9 Wisma Atlet agar mematuhi protokol kesehatan.

Editor: Adi Suhendi
TRIBUN/HO
Petugas medis berfoto bersama dengan ceria saat akan menangani pasien Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Rabu (6/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sesuai kebijakan dan aturan yang telah dikeluarkan Pemerintah dalam penanganan Covid-19, seluruh Warga Negara Indonesia yang baru tiba dari luar negeri harus menjalani masa karantina.

Salah satu tempat yang ditunjuk untuk menjadi tempat karantina adalah di Wisma Atlet.

Belakangan ini muncul tulisan mengenai keluhan warga mengenai kondisi penanganan di Wisma Atlet, yang kemudian tersebar di media sosial maupun media massa.

Baca: Soal Tagar #IndonesiaTerserah, Bima Arya Sebut Perang Lawan Covid-19 Belum Selesai

Tulisan tersebut disampaikan Kunaifi, seorang kandidat doktor yang terpaksa pulang ke Indonesia di tengah pandemi bersama istri dan dua anak karena visa dan beasiswa-nya yang hampir habis di Universitas Twente, Belanda.

Dia menyampaikan kondisi saat masuk ke Gedung C2 Wisma Atlet Kemayoran, Sabtu (16/5/2020), bahwa social distancing tidak terlaksana sama sekali.

Baca: Aliff Alli Dilaporkan ke Polisi Terkait Penganiayaan, Kuasa Hukum Sebut Sudah Damai dengan Korban

Dalam tulisannya Kunaifi menyebut adanya antrean untuk mengambil makan karena porsi makan sedikit, antrean di lift, dan kurangnya kejelasan mengenai penerapan aturan atau protokol kesehatan.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI M Saleh, mengatakan bahwa Kunaifi dan keluarganya masuk dalam rombongan gelombang pertama ke Tower 9 Wisma Atlet Pademangan yang kondisinya baru awal dibuka.

“Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet," kata Brigjen TNI M Saleh, Selasa (19/05/2020).

Brigjen TNI M Saleh mengatakan saat kondisi awal Tower 9 Wisma Atlet baru dibuka, memang kesiapannya belum maksimal dimana gedung dan fasilitasnya belum siap 100 persen, petugas dari TNI, dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) maupun dari instansi terkait pun masih sangat terbatas.

Tower 9 baru disiapkan 2 hari sebelumnya, yaitu 14 Mei 2020 atas hasil keputusan Presiden pada Ratas Repatriasi WNI.

Baca: Panduan Pelaksanaan Khutbah Idul Fitri di Rumah, Dilengkapi dengan Contoh Naskah

“Namun pada saat itu jumlah WNI repatriasi yang masuk jumlahnya sangat banyak, bahkan pada satu hari itu saja yang masuk mencapai lebih dari 1.000 orang”, katanya.

Tower 9 Wisma Atlet ini memang menjadi salah satu tempat yang disiapkan Pemerintah untuk menampung para WNI repatriasi yang baru kembali dari luar negeri baik dari Anak Buah Kapal (ABK), Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan juga mahasiswa yang terus berdatangan dari bandara Soekarno-Hatta.

Belum sampai seminggu dioperasionalkan, saat ini setidaknya terdapat sebanyak 2.158 warga yang sudah masuk dan sedang menjalani karantina di Tower 9 Wisma Atlet.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu sambil menangani warga yang sedang menjalani karantina, upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi terus dilakukan.

Untuk kondisi sekarang banyak fasilitas yang secara bertahap sudah dipenuhi sehingga menunjang perbaikan sistem dan manajemen.

“Kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Sejak diterima saat pendaftaran, saat pemeriksaan, menjalani masa karantina sampai sembuh dan dinyatakan bisa meninggalkan Wisma Atlet, sudah dapat berjalan dengan baik," kata Brigjen TNI M Saleh.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan