Jumat, 19 September 2025

Virus Corona

New Normal di Jateng: Ganjar Tak Ingin Terburu-buru, Masih Fokus Turunkan Kurva dan Sosialisasi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan penerapan tatanan kebiasaan baru atau new normal di Jawa Tengah masih akan menunggu penurunan curva.

Editor: Ifa Nabila
Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan penerapan tatanan kebiasaan baru atau new normal di Jawa Tengah masih akan menunggu penurunan curva kasus covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan penerapan tatanan kebiasaan baru atau new normal di Jawa Tengah masih akan menunggu penurunan curva kasus Covid-19.

Menurut Ganjar, Jawa Tengah tidak akan terburu-buru untuk menerapkan tatanan normal baru.

Ganjar menjelaskan, fokusnya saat ini adalah menurunkan angka kasus Covid-19 pada kurva yang ada.

"Kita mengacu pada kurva kita, kalau nanti kurva itu bisa menurun dan cukup drastis dan sudah hampir menyentuh paling dasar maka kita akan buka," kata Ganjar saat diwawancara di Kompas TV, Kamis (28/5/2020).

Di samping itu, pihaknya juga ingin menyosialisasikan kepada menyarakat terkait normal baru terlebih dahulu.

Ia tak ingin, masyarakat salah dalam memahami terkait normal baru ini, sehingga malah justru menimbulkan gelombang kedua kasus corona.

Baca: Cek Kesiapan New Normal di Jateng, Ganjar Datangi Kantor Samsat dan Pelayanan Terpadu

Baca: Polda Jateng Segera Rampungkan Pemberkasan Dua Tersangka Viral Pembuangan Jenazah ABK Indonesia

Oleh sebab itu, pihaknya saat ini juga terus berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan ekonomi di tempat usaha seperti mal, pabrik. dan lainnya.

"Suka tidak suka, mau tidak mau, suatu ketika kita akan memasuki kebiasaan baru, maka kita mesti menyiapkan dengan baik dan pemangku kepentingan harus mendukung soal itu," terang Ganjar.

Diketahui, kasus Covid-19 di Jawa Tengah berdasar data milik pemerintah provinsi (Pemprov) per Kamis (28/5/2020) ada sebanyak 1.394 kasus positif.

Sebanyak 658 orang dirawat dengan status pasien dalam pengawasan dan lebih dari 1.400 orang masih berstatus sebagai orang dalam pemantauan.

Selain penurunan kasus Covid-19 dan juga sosialisasi, satu hal yang juga menjadi perhatikannya yakni arus mobiliasasi masyarakat dari satu wilayah ke wilayah lain.

Baca: Update Covid-19 di Indonesia 28 Mei: Bertambah 687, Total Saat Ini Ada 24.538 Kasus Positif Corona

Baca: Daftar Sebaran Virus Corona di Indonesia Kamis (28/5/2020): Jatim Laporkan Kasus Baru Terbanyak

Pihak Pemprov Jawa Tengah saat ini tengah menyiapkan tim untuk berkonsultasi dengan pakar untuk membahas persoalan mobilisasi ini sebelum nantinya diambil kebijakan.

"Karena mengubah perilaku itu tidak cukup dengan surat atau dengan jentik yang kemudian kita sampaikan besok jalan, itu tidak bisa."

"Kita mesti mengajak tokoh masyarakat, tokoh agama, para ulama untuk kita mensosialisasikan bersama-sama agar mereka paham," jelas Ganjar.

Ia menegaskan bahwa tatanan kebiasaan baru atau new normal itu bukan berarti Covid sudah tidak ada dan hidup seperti sebelum adanya Covid-19.

"Jangan sampai images kebiasaan baru, normal baru ini seperti bendera finis, seolah-olah kita sudah finis terus kemudian mereka bebas seperti biasanya," terangnya.

Nantinya pembatasan serta protokol kesehatan akan tetap berlaku di semua tempat yang sudah siap untuk menjalankan new normal.

Baca: KPAI Ingatkan Bahaya yang Mengintai Pelajar Jika New Normal Berlaku di Sekolah

Baca: Ini Tahapan Sebelum Sektor Pariwisata Dibuka Saat New Normal

Baca: Tren Diprediksi Bergeser, Jokowi: Negara Lain Sudah Siapkan New Normal di Sektor Pariwisata

Sosialisasi New Normal Secara Masif

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri Kabinet Indonesia Maju untuk melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat terkait protokol tatanan new normal (normal baru).

Adapun protokol yang harus disampaikan kepada masyarakat secara luas yakni menjaga jarak, rajin mencuci tangan, hingga tidak berkerumun.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/5/2020).

Jokowi yakin jika masyarakat menerapkan aturan new normal, maka angka reproduksi harian (Rt) dan angka reproduksi secara umum (Ro) bisa menurun.

“Saya minta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru ini yang sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan agar disosialisasikan secara masif."

"Sehingga masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan baik mengenai jaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dilarang berkerumun dalam jumlah yang banyak,” ujar Jokowi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu.

"Kalau sosialisasi ini bisa dilakukan secara masif, saya yakin kurva Ro dan Rt yakin bisa kita turunkan," lanjutnya.

Ia menyebut, protokol tatanan new normal akan diterapkan di provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki indeks penularan Covid-19 di bawah satu.

Jokowi
Jokowi (Tangkap layar channel YouTube Sekretariat Presiden)

(Tribunnews.com/Tio/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan