Kamis, 11 September 2025

Virus Corona

Cerita Dokter Mengurus Jenazah Korban Corona, Cairan Tubuh Jangan Sampai Merembes Keluar

Hal ini diungkap dalam konferensi pers 'Cerita, Derita, dan Asa Para Pejuang Covid-19' di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Jumat (12/6/2020).

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (24/5/2020). Dalam data yang dihimpun hingga Minggu (24/5/2020) pukul 12.00, korban meninggal akibat pandemi Covid-19 di Indonesia mencapai 1372 orang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan tim pemulasaran jenazah RSD Wisma Atlet dari Puskes TNI dr. Reza Ramdhoni mengungkap protokol pemulasaran jenazah pasien Covid-19.

Hal ini diungkap dalam konferensi pers 'Cerita, Derita, dan Asa Para Pejuang Covid-19' di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Jumat (12/6/2020).

Reza mengatakan yang terpenting dalam protokol pemulasaran jenazah pasien Covid-19 adalah tidak ada cairan tubuh yang bisa merembes keluar.

"Sebisa mungkin kedap terhadap dunia luar. Karena diharapkan cairan-cairan tubuh yang keluar dari jenazah itu tidak ada yang keluar dan tidak menjadi bahan infeksius terhadap dunia luar," ujar Reza, Jumat (12/6/2020).

Dia menjelaskan awalnya jenazah akan dibalut dengan kantong plastik yang telah disemprot disinfektan.

Namun Reza menegaskan bahwa jenazah tidak dimandikan demi mencegah penyebaran Covid-19.

Setelah itu, jenazah akan dibalut dengan kain kafan sebelum dibalut kembali dengan plastik.

Bagi jenazah beragama Islam akan ditayamumkan sebelum dimasukkan ke dalam kantong jenazah.

Baru setelahnya jenazah dimasukkan ke dalam peti yang nantinya akan dibungkus plastik lagi.

"Sebelum dimasukkan ke kantong jenazah, bagi yang Muslim kita tayamum kan. Lalu kita masukkan ke kantong jenazah, kemudian masuk ke dalam peti dan petinya kita wrapping," kata dia.

Protokol pemulasaran masih dilanjutkan dengan penyemprotan disinfektan berkali-kali pada peti yang sudah di-wrapping.

Dengan begitu, Reza berharap tidak ada yang tertular atau terinfeksi dari jenazah karena protokol pemulasaran jenazah dilakukan secara ketat.

"Setelah disinfektan berkali-kali, tentu sudah dalam kondisi yang aman Insyaallah dan mudah-mudahan tidak menginfeksius. Jadi protokol yang kita jalankan amat sangat ketat, baik kepada tim ataupun pelaksanaan pemulasaran jenazahnya sendiri," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan