Sabtu, 13 September 2025

Virus Corona

Anies Baswedan Beri 2 Opsi Bagi Pedagang di Pasar: Ikut Aturan Atau Jangan Buka Sama Sekali

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi dua opsi bagi pedagang yang menolak penerapan sistem ganjil genap di pasar.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
dok. Pemprov DKI
Konferensi Pers Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (5/6/2020)./dok. Pemprov DKI 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi dua opsi bagi pedagang yang menolak penerapan sistem ganjil genap di pasar.

Pedagang memilih tetap menjalankan sesuai ketentuan atau tidak membuka kiosnya sama sekali.

"Jadi saya sampaikan kepada pedagang, pilihannya sederhana, gage (ganjil genap) sekarang atau tidak buka sama sekali. Kalau mau ikut gage kita buka sekarang kalau tidak, tidak buka. Mereka kemudian ikut gage," kata Anies Baswedan di depan Stasiun Sudirman, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/6/2020).

Pernyataan ini merupakan jawaban atas adanya pedagang di sejumlah pasar yang menolak pemberlakuan ganjil genap.

Menurut Anies Baswedan, sistem ganjil genap di pasar mutlak diterapkan untuk saat ini.

Baca: KPK Limpahkan Berkas Perkara Mantan Bupati Bengkalis ke Pengadilan Negeri Pekanbaru

Sebab di masa transisi PSBB, kapasitas pengunjung pasar hanya diizinkan 50 persen dari jumlah pada kondisi normal.

Begitu pula bagi para pedagangnya, sistem ganjil genap bertujuan untuk memberikan jarak antara satu kios dengan kios lainnya.

Dengan harapan pengunjung yang bertransaksi bisa ikut terurai.

Anies menegaskan kebijakan ini diterapkan semata demi keselamatan mereka yang bertransaksi di pasar, baik itu penjual maupun pembelinya.

Baca: Mensos: Bansos Diperpanjang Hingga Desember, Besarannya Rp 300 Ribu Per Keluarga Penerima Manfaat

"Harus gage. Karena memang saat ini kapasitasnya hanya 50 persen dulu demi keselamatan pedagang juga. Jadi ini bukan semata-mata gage ini adalah soal keselamatan pedagang, keselamatan pembeli," kata Anies Baswedan.

Sebelumnya diketahui sejumlah pedagang merasa pemberlakuan sistem ganjil genap di pasar cukup menyulitkan.

Terutama bagi pedagang yang menyewa dua kios, dengan nomor ganjil dan genap.

Baca: Kronologi Pejabat di Papua Jadi Korban Bius di Sukabumi yang Akibatkan Duit Rp 100 Juta Amblas

Dengan sistem ini, mereka terpaksa hanya membuka satu kios saja.

"Merasa keberatan, kita nyari nafkah punya dua toko. Biasanya buka terus dua-duanya. Kalau ganjil - genap kan otomatis salah satu aja yang dibuka," kata seorang pedagang di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.

Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen

 Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.

Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.

"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona

Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.

Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.

Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.

Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.

Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional

"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.

Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.

Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.

"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.

Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan

Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.

Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.

"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.

"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan