Sabtu, 23 Agustus 2025

Virus Corona

Jumlah Kasus Corona Bertambah 1.178, Jawa Timur Tertinggi, Jawa Tengah di Urutan Kelima

Jawa Timur kembali menjadi wilayah dengan tambahan kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, Kamis (25/6/2020).

Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Achmad Yurianto - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional 

TRIBUNNEWS.COM - Jawa Timur kembali menjadi wilayah dengan tambahan kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, Kamis (25/6/2020).

Terdapat 247 kasus baru di Jawa Timur dari 1.178 total kasus baru di Indonesia dalam 24 jam terakhir.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers dilansir Metro TV, Kamis.

"Di Provinsi jawa timur melaporkan 247 kasus baru, dan juga melaporkan 241 sembuh," ungkap Yuri.

DKI Jakarta berada di urutan kedua terbanyak dengan 196 kasus baru.

Kasus sembuh di Ibu Kota dilaporkan bertambah 112 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto. (BNPB)

Baca: UPDATE Corona 25 Juni: Bertambah 1.178 Pasien, Total Kasus Capai 50.187

Baca: Ikatan Dokter Indonesia: 38 Dokter Meninggal Dunia Terkait Covid-19

Kemudian Sulawesi Selatan mencatatkan 103 kasus baru.

Adapun 59 pasien dinyatakan telah sembuh.

Maluku Utara berada di urutan keempat dengan 80 kasus baru.

Sedangkan 1 pasien dilaporkan sembuh.

Sementara itu di urutan kelima ada Jawa Tengah dengan 78 kasus baru dan tidak ada laporan kasus sembuh.

Yuri mengungkapkan, kasus tinggi yang terjadi di sejumlah daerah tersebut lantaran protokol kesehatan tidak dilaksanakan dengan baik.

"Dari kasus di atas sebagian besar kontak erat dijalankan tanpa perlindungan masker dan tidak menjaga jarak," ungkap Yuri.

"Inilah fakta yang kemudian kasus-kasus positif tinggi masih terjadi di berbagai tempat," tambahnya.

Menurut Yuri, tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak menjadi faktor utama penyebaran kasus Covid-19.

Selain itu Yuri juga menjelaskan ada 17 provinsi yang melaporkan tambahan kasus di bawah 10.

Adapun 5 provinsi melaporkan tidak ada tambahan kasus di wilayahnya.

Baca: Resmi, Protokol Kesehatan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disahkan Pemerintah

Data Nasional

Sementara itu dengan 1.178 kasus baru hari ini, total sudah ada 50.187 orang positif Covid-19 di Indonesia.

Pasien sembuh bertambah 791 orang, sehingga total kasus sembuh 20.449 orang.

Adapun kasus kematian bertambah 47, sehingga total kasus kematian 2.620 orang.

Sementara itu, rekor tertinggi tambahan kasus harian terjadi pada laporan hari Kamis (18/6/2020) pekan lalu.

Saat itu ada 1.331 tambahan kasus baru pasien Covid-19 dalam 24 jam.

Adapun sebelumnya, rekor tertinggi terjadi pada Rabu (10/6/2020) dengan 1.241 kasus baru.

Yuri menuturkan, penambahan kasus ini diketahui setelah pemeriksaan spesimen virus corona dilakukan secara agresif oleh pemerintah.

Baik melalui metode Reverse Transriptase Polymerase Chain Reaction (RT PCR) maupun Tes Cepat Molekuler (TCM).

"Penambahan kasus positif ini disebabkan karena tracing yang agresif dilakukan, sehingga bisa kita lihat, bahwa sebagian besar penambahan kasus ini adalah spesimen yang dikirim oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan," kata Yuri seperti dilansir BNPB.go.id.

Upaya pelacakan lebih agresif terus dilakukan pemerintah untuk mengetahui sebaran Covid-19 di masyarakat.

Baca: IMF: Ekonomi Dunia Bisa Tumbuh Nol Persen Tahun 2021 Jika Muncul Corona Gelombang II

Produksi 17 Juta APD di Bulan Juli

Sementara itu setelah dikembangkan selama beberapa waktu, kini perusahaan dalam negeri berhasil memproduksi baju hazmat atau alat pelindung diri (APD).

Baju dengan label INA United tersebut telah lolos uji ISO 16604 dan siap diproduksi sebanyak 17 juta unit per bulan. 

Atas pencapaian tersebut, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dokter Reisa berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah sukses berinovasi dan para ahli diplomasi yang mengawal proses pengujian dengan baik. 

“Alhamdulillah, baju hazmat produksi Indonesia telah lolos uji ISO 16604. Bukan saja ini adalah salah satu hasil karya nyata dan penting dari tim pakar yang beranggotakan 95 ahli senior dan 27 pakar muda dari berbagai disiplin ilmu," ujar Dokter Reisa pada konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Rabu (24/6/2020) dilansir BNPB.

"Namun juga bukti keahlian dan ketangguhan para ahli diplomasi kita dari konjen RI di New York, Amerika Serikat, yang tak lelah mengawal proses tersebut,” imbuhnya.

Dokter Reisa pada konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, pada Senin (15/6/2020).
Dokter Reisa pada konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, pada Senin (15/6/2020). (istimewa/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)

Selanjutnya, Dokter Reisa menjelaskan bahwa pengujian ini bukan hanya dilakukan di Amerika Serikat saja, tetapi juga ada produsen yang mengirimkan contoh produknya untuk diuji ke Hong Kong, Singapura dan Taiwan.

Hasil dari pengujian produk mereka sangat memuaskan. 

“Ternyata seluruh produksi mereka sukses mendapatkan rekomendasi, baju hazmat yang dihasilkan Indonesia ini bahkan dinilai lebih baik dan hemat biaya,” imbuhnya.

Produk ini nantinya siap diproduksi oleh asosiasi produsen tekstil sebanyak 17 juta unit per bulan, jauh di atas angka kebutuhan APD dalam negeri yang hanya sekitar lima juga unit per bulan.

Kabar baik tersebut diikuti dengan berita sistem informasi terintegrasi Bersatu Lawan Covid (BLC) yang kini sudah dimiliki Indonesia.

Baca: Disebut Efektif sebagai Obat Corona, Ahli: Dexamethasone Kurangi Peradangan, Tidak Membunuh Virus

Sementara itu, Dokter Reisa menjelaskan, pemerintah tidak henti-hentinya berupaya menanggulangi pandemi Covid-19 ini dengan terus mendistribusikan berbagai macam bentuk APD dengan jumlah yang signifikan.

“Selama tiga bulan, Gugus Tugas Nasional telah mendistribusikan lebih dari 4,3 juta APD dan lebih dari 2,2 juta masker bedah, masker N95, shield cover, bouffant caps, googles, dan handscoon,” jelas Dokter Reisa.

Selain bantuan APD yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, pemerintah juga mendistribusikan bantuan dalam bentuk fasilitas rumah sakit yang diperlukan untuk menangani pasien Covid-19.

“Lebih dari 2,5 juta PCR, RDT Kit, mesin RNA, ventilator portabel, dan reagen sebanyak 2.253.350 juta ke 34 provinsi,” imbuhnya.

Selanjutnya, Dokter Reisa menjelaskan bahwa upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 masih akan terus berlanjut dan terus diperbaiki.

“Masih banyak peningkatan, perbaikan, dan penyempurnaan yang akan kami lakukan untuk memastikan semakin banyak yang sebuh dan semakin sedikit yang terpapar, dan masyarakat tetap sehat, produktif dan aman dari Covid-19,” katanya.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama dan terus menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas sehari-hari. Jangan lupa untuk jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan sesering mungkin.

“Buktikan bahwa dengan bergotong-royong, kita dapat melewati pandemi ini,” tutupnya.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan