Virus Corona
Kasus Positif Corona Bertambah 1.611, Jakarta dan Jawa Timur Catatkan Lebih dari 200 Kasus Baru
Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur mencatatkan lebih dari 200 penambahan kasus baru positif Covid-19 pada Jumat (10/7/2020).
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
"Sehingga totalnya yang sudah kita periksa adalah 1.015.678 spesimen," ungkap Yuri.
Dengan tambahan 1.611 kasus baru secara nasional, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 72.347 orang.
Pasien sembuh bertambah 878 orang, sehingga total kasus sembuh 33.529 orang.
Adapun kasus kematian bertambah 52, sehingga total kasus kematian 3.469 orang.
Baca: Pariwisata Global Diprediksi Merugi hingga 3,3 Triliun Dolar AS Akibat Pandemi Covid-19
Penularan Melalui Udara
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan penularan bisa terjadi melalui udara.
Dilansir Kompas.com, pernyataan resmi WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
Untuk diketahui, droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm.
Sedangkan inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm.
Adapun aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara.
"Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol," tulis WHO dalam pernyataan terbarunya yang rilis Kamis (9/7/2020).
Baca: Perhatikan Sirkulasi dan Ventilasi, WHO Sebut Corona Bisa Menular Lewat Udara
Akan tetapi banyaknya bukti yang menunjukkan ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, virus dapat melayang tinggi selama berjam-jam dan menginfeksi orang lain.
Hal ini bahkan dapat menyebabkan kejadian superspreader atau penyebaran luas.
Dilansir New York Times, Kamis (9/7/2020), tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan Covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat-tempat lain di mana orang berteriak, berbicara, dan bernyanyi.
"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara," kata WHO.