Virus Corona
Kasus Positif Corona Bertambah 1.611, Jakarta dan Jawa Timur Catatkan Lebih dari 200 Kasus Baru
Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur mencatatkan lebih dari 200 penambahan kasus baru positif Covid-19 pada Jumat (10/7/2020).
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur mencatatkan lebih dari 200 penambahan kasus baru positif Covid-19 pada Jumat (10/7/2020).
Keduanya kembali menjadi daerah dengan penambahan tertinggi dalam 24 jam terakhir.
Dari total 1.611 kasus baru secara nasional, DKI Jakarta melaporkan kasus baru terkonfirmasi sebanyak 260 orang.
Adapun tambahan kasus sembuh di Ibu Kota mencapai 180 orang.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube BNPB.
"Kemudian Jawa Timur terdapat 246 kasus baru, dan dilaporkan sembuh 234 orang," kata Yuri.
Sulawesi Utara menjadi wilayah dengan tambahan terbanyak ketiga dengan 34 orang kasus baru dan 5 sembuh.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona 10 Juli, Bertambah 1.611, Total Kasus 72.347
Selanjutnya, Sulawesi Selatan dengan 132 kasus baru dan 30 sembuh.
Urutan kelima, terdapat Sumatra Utara dengan 112 kasus baru dan 12 sembuh.
"Selanjutnya Jawa Barat, 105 kasus baru dan 28 sembuh," ungkap Yuri.
Kemudian, Jawa Tengah mencatatkan tambahan 100 kasus baru dengan 138 sembuh.
Yuri juga menyebut 17 provinsi melaporkan kasus baru di bawah 10.
"Dan ada 9 provinsi yang melaporkan tidak ada kasus baru sama sekali," katanya.
Sembilan provinsi tersebut ialah Aceh, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, Riau, dan NTT.
Baca: Klaster Baru di Secapa AD Bandung, 1.262 Orang Positif Corona hingga Lokasi Diisolasi
Adapun dalam 24 jam pemerintah mencatat ada 23.609 spesimen yang diperiksa.
"Sehingga totalnya yang sudah kita periksa adalah 1.015.678 spesimen," ungkap Yuri.
Dengan tambahan 1.611 kasus baru secara nasional, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 72.347 orang.
Pasien sembuh bertambah 878 orang, sehingga total kasus sembuh 33.529 orang.
Adapun kasus kematian bertambah 52, sehingga total kasus kematian 3.469 orang.
Baca: Pariwisata Global Diprediksi Merugi hingga 3,3 Triliun Dolar AS Akibat Pandemi Covid-19
Penularan Melalui Udara
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan penularan bisa terjadi melalui udara.
Dilansir Kompas.com, pernyataan resmi WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
Untuk diketahui, droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm.
Sedangkan inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm.
Adapun aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara.
"Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol," tulis WHO dalam pernyataan terbarunya yang rilis Kamis (9/7/2020).
Baca: Perhatikan Sirkulasi dan Ventilasi, WHO Sebut Corona Bisa Menular Lewat Udara
Akan tetapi banyaknya bukti yang menunjukkan ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, virus dapat melayang tinggi selama berjam-jam dan menginfeksi orang lain.
Hal ini bahkan dapat menyebabkan kejadian superspreader atau penyebaran luas.
Dilansir New York Times, Kamis (9/7/2020), tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan Covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat-tempat lain di mana orang berteriak, berbicara, dan bernyanyi.
"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara," kata WHO.
Oleh sebab itu orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup untuk menyebabkan infeksi ke orang lain.
Hingga saat ini, WHO dan para ahli masih mencari tahu berapa proporsi droplet yang diembuskan saat menguap untuk menghasilkan aerosol.
Belum diketahui seberapa dosis virus SARS-CoV-2 dalam aerosol untuk dapat menginfeksi orang lain.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)