Minggu, 7 September 2025

Virus Corona

UPDATE Corona 12 Juli 2020, Jawa Timur Catatkan Lebih dari 500 Kasus Baru

Jawa Timur kembali menjadi wilayah tertinggi penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia pada Minggu (12/7/2020).

Surya/Ahmad Zaimul Haq
Tim penyemprot disinfektan oleh warga RSS TNI AL Wonosari, Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Bakti Sosial Penanggulangan Bencana Non Alam Penyebaran Wabah Covid-19, Rabu (8/7/2020). Bakti sosial itu untuk memutus mata rantai penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang masih berkembang, khususnya di wilayah Kota Surabaya. Dalam kegiatan tersebut didistribusikan 1.000 paket sembako, rapid test untuk 100 KK, pembagian 898 alat cuci tangan, dan 6 unit alat penyemprot disinfektan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga turut membantu dengan menyerahkan sejumlah bantuan seperti pendeteksi sebanyak 5 buah, 15.000 masker, 500 pampers, 26 liter cairan disinfektan, 100 baju hazmat. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

TRIBUNNEWS.COM - Jawa Timur kembali menjadi wilayah tertinggi penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia pada Minggu (12/7/2020).

Dari total 1.681 kasus baru secara nasional, 518 di antaranya tercatat berasal dari Jawa Timur.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Minggu.

"Jawa Timur melaporkan 518 kasus baru dan 207 sembuh," ungkapnya dilansir YouTube BNPB.

Sementara itu DKI Jakarta mencatatkan kasus baru konfirmasi Covid-19 berjumlah 404 orang.

Sedangkan pasien sembuh baru berjumlah 160.

Baca: BREAKING NEWS Update Corona 12 Juli: Bertambah 1.681, Total Kasus Capai 75.699

Achmad Yurianto.
Achmad Yurianto. (Dume Sinaga/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)

Sulawesi Selatan berada di posisi ketiga dengan 173 kasus baru.

Sedangkan pasien sembuh berjumlah 107.

Urutan keempat ditempati Kalimantan Selatan dengan 77 kasus baru.

Dilaporkan 107 pasien sembuh.

Kemudian Jawa Tengah berada di urutan selanjutnya dengan 70 kasus baru.

Sedangkan kasus sembuh bertambah 30 orang.

Papua bertambah 63 kasus baru dan dilaporkan 7 orang sembuh.

Jawa Barat bertambah 50 kasus baru dan 10 orang dilaporkan sembuh.

Baca: Covid-19 Menular Lewat Udara, Pakar: Minimalisir Penggunaan AC di Kantor

Sementara itu terdapat 17 provinsi yang melaporkan tambahan kasus baru di bawah 10 orang.

"Bahkan ada lima provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan sama sekali," ungkap Yuri.

Lima provinsi tersebut ialah Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan NTT.

Sementara itu dengan tambahan 1.681 kasus baru, total kasus positif Covid-19 Indonesia berjumlah 75.699 orang.

Pasien sembuh bertambah 919 orang, sehingga total kasus sembuh 35.638 orang.

Adapun kasus kematian bertambah 71, sehingga total kasus kematian 3.606 orang.

Baca: Ahli Epidemiologi Sebut Bioskop dan Ruang Tertutup Lain Berisiko Tularkan Covid-19

Penularan Melalui Udara

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan penularan bisa terjadi melalui udara.

Dilansir Kompas.com, pernyataan resmi WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.

Untuk diketahui, droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm.

Sedangkan inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm.

Adapun aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara.

"Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol," tulis WHO dalam pernyataan terbarunya yang rilis Kamis (9/7/2020).

Baca: Kotak Infak Berjalan Diimbau Ditiadakan dalam Sholat Idul Adha, Khotbah Dipersingkat

Akan tetapi banyaknya bukti yang menunjukkan ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, virus dapat melayang tinggi selama berjam-jam dan menginfeksi orang lain.

Hal ini bahkan dapat menyebabkan kejadian superspreader atau penyebaran luas.

Dilansir New York Times, Kamis (9/7/2020), tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan Covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat-tempat lain di mana orang berteriak, berbicara, dan bernyanyi.

"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara," kata WHO.

Oleh sebab itu orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup untuk menyebabkan infeksi ke orang lain.

Hingga saat ini, WHO dan para ahli masih mencari tahu berapa proporsi droplet yang diembuskan saat menguap untuk menghasilkan aerosol.

Belum diketahui seberapa dosis virus SARS-CoV-2 dalam aerosol untuk dapat menginfeksi orang lain.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan