Virus Corona
Cegah Klaster Virus Corona di Perkantoran, Gugus Tugas Minta Sistem Kerja 2 Shift Ditaati
Satgas Covid-19 mengimbau agar perkantoran menaati arahan penerapan pembagian kerja dua shift untuk mencegah adanya klaster perkantoran.
TRIBUNNEWS.COM - Perkantoran diminta agar menaati arahan penerapan pembagian kerja dua shift.
Hal tersebut disampaikan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo.
“Pagi jam 07.00 sampai dengan 07.30 dan kembali pada pukul 15.00 sampai dengan 15.30, kemudian kedua shift pada pukul 10.00 sampai dengan 10.30 dan kembali pada pukul 18.00 sampai 18.30,” ujar Doni setelah mengikuti Rapat Terbatas (Ratas), Senin (27/72020) dilansir Setkab.go.id.
Jika arahan tersebut dipatuhi, Doni menyampaikan bahwa berarti jumlah karyawan atau pegawai yang berada di kantor itu setengah dari jumlah yang ada.
“Termasuk juga diharapkan seluruh pimpinan, baik Kementerian/Lembaga dan juga swasta, agar mereka yang memiliki risiko rentan untuk tidak dulu diberikan kewajiban ke kantor,” kata Ketua Satgas.
Kelompok rentan yang dimaksud ialah lansia dan penderita komorbid.
Antara lain hepatitis, hipertensi, diabetes, ginjal, kanker, jantung, dan beberapa penyakit pernafasan lainnya.
“Kalau ini bisa kita lakukan berarti kita mampu melindungi sebagian warga, yang kalau data yang kami terima 85% angka kematian itu karena memiliki komorbid,” jelas Doni.
Baca: 59 Kantor di Jakarta Terpapar Covid-19, 375 Orang Positif, Warga Diminta Waspadai Klaster Baru
Klaster Perkantoran
Sementara itu Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan perkantoran kini menjadi salah satu klaster penyumbang kasus corona di Indonesia.
"Sekarang marak perkantoran dimana ada kenaikan kasus dari klaster perkantoran," kata Wiku dilansir Kompas.com, Senin (27/7/2020).
"Selain itu di antaranya pasar, pesantren, transmisi lokal, fasilitas kesehatan, dan acara seminar, mal, perkantoran, dan tempat ibadah," lanjut Wiku.
Wiku pun meminta agar semua pihak bersikap waspada dan patuh terhadap protokol kesehatan.
Para diminta tetap mengenakan masker dan menjaga jarak fisik.
Serta selalu mencuci tangan sebelum dan usai beraktivitas di kantor.
Wiku juga memberi arahan agar Satgas Covid-19 di tingkat daerah turut mendisiplinkan kantor dan lembaga agar shift kerja diterapkan.
"Hal-hal seperti ini yang terjadi perlu kerja sama Satgas daerah dan operator dari fasilitas-fasilitas ini agar betul-betul monitoring dan evaluasi," tutur Wiku.
"Kalau ada peningkatan kasus berarti ada yang tidak sempurna pelaksanaannya mohon petugas dikerahkan mendisiplinkan warga atau orang yang bekerja di situ karena untuk inilah kita kerja sama menekan kasus sehingga klaster ini (perkantoran) tidak menonjol lagi," lanjut dia.
Baca: Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo Sembuh dari Covid-19, Akui Senang hingga Ucap Syukur
Minimalisir Penggunaan AC di Kantor
Sementara itu Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya, Dokter Windhu Purnomo, menyarankan meminimalisir penggunaan pendingin udara atau AC di perkantoran.
Hal ini menyusul pernyataan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut Covid-19 kini dapat menyebar melalui udara atau airborne.
Windhu mengungkapkan ruangan tertutup seperti perkantoran memiliki risiko tinggi penyebaran virus.
"Makanya kalau di kantor, jendela dibuka saja, AC seminimal mungkin, gausah pakai AC," ungkap Windhu saat dihubungi Tribunnews, Jumat (10/7/2020) lalu.
"Misal satu ruangan ada lima AC, hidupkan satu AC saja," imbuhnya.
Baca: WHO Sebut Covid Bisa Menular Lewat Udara, Ahli Epidemiologi Imbau Batasi Penggunaan AC di Kantor

Baca: Ahli Epidemiologi Sebut Bioskop dan Ruang Tertutup Lain Berisiko Tularkan Covid-19
Selain itu, menjaga jarak juga menjadi kunci pencegahan penularan.
Satu meter dinilai Windhu tidak cukup aman.
"Jarak antar orang saya kira tidak cukup lagi satu meter, harus di atas dua meter," katanya.
Kemudian, Windhu juga mengungkapkan penggunaan masker harus lebih didisiplinkan.
Masker juga disarankan untuk dipakai di dalam ruangan yang terdapat banyak orang.
"Iya memang harus pake masker, kecuali di ruangan itu sendirian," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)