Rabu, 3 September 2025

Virus Corona

Menteri Kesehatan Prancis Sebut Virus Corona Menyebar 4 Kali Lebih Banyak di Bawah Usia 40 Tahun

Virus corona menyebar sebagian besar di antara anak-anak di bawah 40 tahun di Prancis, kata Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran.

Penulis: Inza Maliana
AFP via SCMP
Staf medis di Mulhouse, tempat Prancis pertama kali mendeteksi lonjakan kasus, memindahkan seorang pasien ke rumah sakit. 

TRIBUNNEWS.COM - Di Prancis, virus corona baru menyebar empat kali lebih banyak di antara orang-orang di bawah 40 tahun, dibanding mereka yang berusia 65 tahun.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran dalam wawancaranya dengan Journal Du Dimanche (JDD).

Kendati demikian, ia memperingatkan virus juga masih rentan menyebar kepada kelompok usia lanjut.

"Kami berada dalam situasi yang berisiko," kata Olivier Veran pada Minggu (23/8/2020), dikutip dari CNA.

Ia menambahkan, jumlah kasus tinggi yang terdeteksi tidak hanya karena lebih banyak pengujian.

Staf medis di Mulhouse, tempat Prancis pertama kali mendeteksi lonjakan kasus, memindahkan seorang pasien ke rumah sakit.
Staf medis di Mulhouse, tempat Prancis pertama kali mendeteksi lonjakan kasus, memindahkan seorang pasien ke rumah sakit. (AFP via SCMP)

Baca: Warganya Nekat Berlibur, Italia Alami Lonjakan Kasus Terparah Sejak Lockdown Dilonggarkan

Sama seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Veran mengesampingkan perlunya penguncian total lagi untuk memerangi penyebaran penyakit.

Namun, dia mengatakan tindakan pengendalian secara lokal dapat diambil, karena kasus berkembang di Prancis dan di tempat lain.

"Ini bukan pengecualian Prancis, ini dinamika Eropa," tegas Veran.

Diketahui, Prancis melaporkan kenaikan 3.602 infeksi COVID-19 baru selama 24 jam terakhir pada hari Sabtu.

Angka tersebut mengalami kenaikan yang lebih kecil dari hari sebelumnya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020).
Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020). (AFP/Ludovic MARIN/POOL)

Baca: Prancis Wajibkan Turis Pakai Masker saat Kunjungi Tempat Wisata Indoor

Namun di awal pekan ini, jumlah kasus harian mencapai titik tertinggi pasca-penguncian.

Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan perawatan intensif terus meningkat.

Veran mengatakan 'kontaminasi silang' antara kelompok populasi lebih muda antara usia 2 hingga 40 tahun dan yang lebih tua sudah terjadi.

"Langkah-langkah baru akan segera diterapkan," kata Veran, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Menurutnya, pesta dan pertemuan besar dimana aturan jarak sosial tidak dipedulikan, menjadi sumber utama penularan.

Para Media membawa seorang pasien terinfeksi coronavirus baru ke dalam ambulans Angers layanan darurat seluler (SMUR), selama persinggahan kereta TGV medis dari Strasbourg, di Angers, Prancis Barat, pada Kamis (26 Maret 2020). Di hari kesepuluh dari penguncian ketat (lockdown) di Perancis yang bertujuan untuk membatasi penyebaran COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona baru. (AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER)
Para Media membawa seorang pasien terinfeksi coronavirus baru ke dalam ambulans Angers layanan darurat seluler (SMUR), selama persinggahan kereta TGV medis dari Strasbourg, di Angers, Prancis Barat, pada Kamis (26 Maret 2020). Di hari kesepuluh dari penguncian ketat (lockdown) di Perancis yang bertujuan untuk membatasi penyebaran COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona baru. (AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER) (AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER)

Baca: Pemerintah Prancis Batasi Penerbangan Maskapai dari China

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan