Virus Corona
7.622 WNI Meninggal Dunia Akibat Covid-19 di Dalam dan Luar Negeri
Sebanyak 7.622 Warga Negara Indonesia (WNI) tercatat meninggal dunia akibat virus corona Covid-19 baik di dalam maupun di luar negeri.
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 7.622 Warga Negara Indonesia (WNI) tercatat meninggal dunia akibat virus corona Covid-19 baik di dalam maupun di luar negeri.
Dikutip dari laman covid19.go.id, sudah ada 7.505 kasus kematian di dalam negeri hingga Selasa (1/9/2020).
Diketahui terdapat 88 tambahan kasus kematian dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu dikutip dari Twitter Kementerian Luar Negeri RI, @kemlu_RI, hingga saat ini total 117 WNI meninggal dunia di luar negeri.
"Total WNI terkonfirmasi di luar negeri adalah 1.371: 901 sembuh, 117 meninggal & 353 dalam perawatan," tulisnya.
Baca: Pemerintah Reformasi Sistem Kesehatan Antisipasi Pandemi Lainnya Setelah Covid-19
Sehingga, total WNI yang meninggal dunia baik di dalam maupun di luar negeri berjumlah 7.622 orang.
Adapun kasus kematian tertinggi WNI di luar negeri berada di negara Arab Saudi.
Tercatat 70 WNI meninggal dunia dari 209 konfirmasi kasus.
Sementara itu sebanyak 17 WNI meninggal dunia di Amerika Serikat.
Sedangkan di negara lain kasus WNI meninggal dunia relatif kecil.
Di Qatar, satu WNI meninggal dunia dari 119 kasus konfirmasi.
Baca: Kemlu Fasilitasi Pemenuhan Hak ABK WNI Long Xing 629 ke Ahli Waris
Update Nasional
Sementara itu kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah.
Setelah bertambah 2.775, total kasus Covid-19 per 1 September 2020 di Indonesia berjumlah 177.571.
Kabar baiknya, terdapat penambahan kasus sembuh sebanyak 2.098 orang.
Sehingga, total kasus sembuh berjumlah 128.057 orang.
Angka ini setara dengan 4,2 persen dari total kasus terkonfirmasi.
Baca: Sebaran Virus Corona Indonesia Selasa (1/9/2020): DKI Jakarta Catat Kasus Baru dan Sembuh Terbanyak
Kabar Vaksin Covid-19
Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kemungkinan vaksinasi Covid-19 sudah dapat dimulai pada awal tahun 2021.
Hal itu disampaikan Jokowi saat melakukan peninjauan Posko Penanganan Covid-19 Provinsi Aceh, Selasa (25/8/2020) kemarin.
Jokowi menyebut Indonesia sudah mendapatkan komitmen dari Uni Emirat Arab dan China dengan jumlah total 290 juta vaksin.
"Kita harapkan nanti insyaallah sebagian besar diproduksi di Indonesia, sebagian diproduksi di luar. Saya harapkan nanti, insyaallah nanti Januari sudah mulai vaksinasi,” tutur Jokowi dikutip dari setkab.go.id.
Jokowi dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada jajaran pemerintahan di Aceh.
”Semuanya bekerja keras tak kenal waktu dalam rangka mengendalikan Covid-19 di Provinsi Aceh,” ujar Jokowi.
Baca: Relawan Jokowi Minta Bantuan Pemerintah dalam Bentuk Barang Dikurangi
Jokowi menyebut hingga hari ini di dunia setidaknya terdapat 23,8 juta kasus di 215 negara.
”Kita semuanya patut bersyukur Alhamdulillah, di Aceh kasus sampai hari ini saya tadi mendapat laporan dari Pak Gubernur 1.241 kasus."
"Ini masih dalam angka yang kecil, tetapi jangan dibiarkan untuk membesar lagi. Kasus baru 30 dan yang sembuh 191,” ujarnya.
Maka dari itu, Jokowi meminta agar tindakan pencegahan segera dilakukan.
Baca: Jokowi: Bali, Jakarta dan Yogyakarta Mengalami Penurunan Ekonomi Sangat Tajam
Jokowi meminta Pangdam dan Kapolda, agar Gubernur di-back up yang berkaitan dengan hal-hal pemakaian masker, jaga jarak, cuci tangan, tidak berkerumunan dan berdesakan.
”Ini harus diulang-ulang terus ke masyarakat. Kita tahu betapa sangat bahayanya kalau kita enggak pakai masker, kalau kita berkerumun dalam jumlah yang banyak,” jelas Jokowi.
Turut hadir dalam agenda tersebut KSP Moeldoko, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala BNPB Doni Monardo, dan Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Puncak Wabah di Agustus atau September
Sementara itu, Jokowi juga memprediksi puncak wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia akan terjadi pada bulan Agustus atau September 2020.
Hal itu disampaikan Jokowi kala berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, 13 Juli 2020 lalu.
"Kalau melihat angka-angka, memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Jokowi.
Jokowi pada bulan Maret lalu juga sempat memprediksi puncak Covid-19 akan terjadi pada Mei.
Namun, prediksi tersebut meleset.
Jokowi kini justru menemukan fakta kasus baru Covid-19 masih terus bertambah.
Baca: Covid-19 Menular Lewat Udara, Pakar: Minimalisir Penggunaan AC di Kantor
Prediksi terbaru pandemi Covid-19 akan mencapai puncaknya pada Agustus atau September juga masih bisa berubah.
Jokowi menilai, hal tersebut bergantung dengan kinerja seluruh jajarannya dalam menekan penyebaran kasus Covid-19.
"Kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda. Oleh sebab itu, saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)