Virus Corona
Bisakah Jenazah Menularkan Virus Covid-19? Simak Penjelasan Jubir Satgas
Penolakan pemakaman pasien Covid-19 masih kerap terjadi di masyarakat. Alasannya, adanya kekhawatiran terjadi penularan Covid-19.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penolakan pemakaman pasien Covid-19 masih kerap terjadi di masyarakat. Alasannya, adanya kekhawatiran terjadi penularan Covid-19.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskannya.
Wiku mengatakan, proses hidupnya virus sangat terkait dengan inangnya atau dalam hal ini adalah manusia.
Jadi saat inangnya sudah tidak hidup lagi maka virus juga tidak akan bisa melanjutkan kehidupannya.
Meski demikian, ia mengingatkan, hal itu tidak serta merta membuat virus Covid-19 mati bersamaan dengan wafatnya pasien.
Baca juga: MDMC Muhammadiyah Sarankan Keluarga Dapat Ikut Urus Jenazah Covid-19
"Ini perlu waktu untuk sampai betul-betul nggak ada makanan beserta artinya pada jenazah itu tidak serta merta orang yang meninggal langsung virusnya mati masih ada di situ," ungkap dikutip dalam webinar virtual bersama MUI, Senin (2/11/2020).
Wiku menjelaskan, virus kemungkinan masih menempel beberapa jam pada jenazah pasein.
Seperti, menempel pada cairan-cairan dubur pasien covid-19 yang meninggal.
"Masih bisa hidup berapa jam itulah penanganan jenazah itu harus ditangani dengan baik. Jadi harus tetap kita berhati-hati dalam menanganinya," tegas dia.
Untuk itulah pemulasaran jenazah harus sesuai dengan pedoman yang telah diterbitkan pemerintah.
Dalam proses pemulasaran jenazah Covid-19 prinsip kehati-hatian harus diutamakan untuk melindungi petugas, keluarga dan masyarakat.
"Supaya tidak ada kesalahan dalam pencatatan dan penanganannya juga harus sesuai prosedur, agar tidak menimbulkan penularan dari keluarga atau siapapun yang menangani jenazah," ungkap Wiku.