Virus Corona
CISDI: Perlu Ada Pelatihan Secara Rutin untuk Petugas Puskesmas Terkait Covid-19
Olivia menjelaskan survei yang dilakukannya tersebut bertujuan untuk melihat seberapa jauh Puskesmas siap dalam penanganan Covid-19.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) merekomendasikan kepada pemerintah untuk memberikan pelatihan tentang Covid-19 kepada petugas Puskesmas di seluruh Indonesia secara rutin.
Direktur Kebijakan CISDI Olivia Herlinda mengatakan berdasarkan survei daring mengenai kebutuhan Puskesmas di masa Pandemi yang diselenggarakan pihaknya bekerja sama dengan Kawal Covid dan Cek Diri menemukan 45 persen Puskesmas belum mendapatkan pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi.
Selain itu, kata Olivia, berdasarkan survei tersebut 38 persen Puskesmas belum memiliki Standard Operational Procedure (SOP) penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk pelayanan pada masa pandemi.
Baca juga: Meski Efektivitasnya Tertinggi Cegah Covid-19 Namun Menjaga Jarak Paling Sulit Diterapkan
Padahal menurutnya SOP tersebut menjadi penting untuk memastikan bahwa Puskesmas memiliki standard untuk tenaga kesehatannya dalam memberikan pelayanan, APD apa saja yang harus digunakan, dan sebagainya.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Peluncuran Hasil Survei Kebutuhan Puskesmas di Masa Pandemi secara virtual pada Kamis (5/11/2020).
"Melihat bahwa tadi masuh ada gap soal pengetahuan. Maka sosialisasi pedoman pencegahan dan pengendalian covid ke Puskesmas seluruh Indonesia itu penting kami rasa. Karena ilmu-ilmu, seperti akses informasi tidak sama untuk semua tempat dan ilmu mengenai pandemi ini secara dinamis terus berubah dan terus berkembang. Jadi perlu selalu ada pelatihan reguler untuk rekan-rekan di lapangan," kata Olivia.
Baca juga: AS Pecahkan Rekor Baru Penambahan 102 Ribu Kasus Covid-19 dalam Sehari, Terjadi di Tengah Pemilu
Olivia menjelaskan survei yang dilakukannya tersebut bertujuan untuk melihat seberapa jauh Puskesmas siap dalam penanganan Covid-19 dari beberapa aspek.
Survei tahap pertama tersebut, kata Olivia, pada tanggal 14 Agustus sampai 7 September 2020.
Rencananya, kata Olivia, survei tersebut akan digelar per kuartal.
Olivia mengatakan survei tersebut melibatkan sebanyak 765 responden perwakilan 647 puskesmas dari 259 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Secara demografi, kata Olivia, lima provinsi teratas dalam survei tersebut antara lain Jawa Barar, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
Ia mengatakan responden didominasi oleh Dokter Umum, Perawat, tenaga Promosi Kesehatan.
"Responden paling banyak mengisi adalah Kepala Puskesmas, penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat esensial, dan penanggung jawab upaya kesehatan per orang," kata Olivia.