Selasa, 26 Agustus 2025

Virus Corona

Kasus Covid-19 Pecah Rekor, Epidemiolog: Imbas Libur Panjang dan Kerumunan Massa

Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dinilai sudah diprediksi dan tidak mengejutkan. Libur panjang dan kerumunan dinilai jadi penyebab.

Editor: Gigih
Pixabay/Tumisu
Ilustrasi virus corona. Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dinilai sudah diprediksi dan tidak mengejutkan. 

Laura menyebut dengan diterapkannya protokol kesehatan, dapat mengurangi dampak penyebaran Covid-19.

Selain itu, pemerintah juga harus membuat keputusan tegas untuk menghadapi libur panjang.

Baca juga: Polisi Temukan Unsur Pidana dalam Kerumunan Acara Rizieq Shihab di Bogor, PSBB Kini Diperpanjang

Termasuk di dalamnya pemangkasan jumlah hari libur.

"Masyarakat yang banyak sekali jumlahnya ini sulit dikendalikan, maka dari itu pemerintah harus ada keputusan tegas, tidak hanya mengimbau, ini tidak cukup," ungkapnya.

"Kalau dikurangi ya dikurangi, ini menutup peluang masyarakat untuk melakukan kegiatan itu," ungkapnya.

Adapun saat ini total kasus kematian warga akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 16.521 orang.

Sementara itu kasus yang berujung sembuh di Indonesia mencapai 437.456 orang atau 83,7 persen dari kasus terkonfirmasi.

Protokol Kesehatan Obat Terampuh sebelum Ada Vaksin

Sementara itu Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Ia menyebut protokol kesehatan adalah obat terampuh selama belum ditemukannya vaksin Covid-19.

"Kembali saya ingatkan, selama belum ada vaksin maka protokol kesehatan adalah obat terampuh menekan angka penularan," ungkap Wiku dalam konferensi pers, Selasa (24/11/2020) dilansir YouTube Sekretariat Presiden.

"Selalu pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan, serta hindari bepergian keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak," imbuhnya.

Wiku menyebut seluruh pihak, baik pemerintah dan masyarakat, untuk andil dalam menekan penularan Covid-19.

"Kami meminta jangan sampai kerja keras selama delapan bulan menjadi rusak karena ketidaksabaran dan ketidakpedulian baik pemerintah daerah maupun masyarakat," ungkap Wiku.

Baca juga: Tekan Penyebaran Covid-19, Pemerintah Masih Kaji Periode Libur Panjang Akhir Tahun

Baca juga: 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Aktif Terbanyak di Indonesia, DKI Jakarta Teratas

Wiku juga mengingatkan masyarakat agar menaati protokol kesehatan jika memilih berlibur di akhir tahun.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan