Virus Corona
Waspada Risiko Ledakan Kasus Covid-19 Bulan Desember, Epidemiolog: Ada Pilkada dan Libur Akhir Tahun
Epidemiolog Laura Navika Yamani menyebut ada dua momen yang berpotensi memunculkan kerumunan, Pilkada Serentak dan libur akhir tahun.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Bulan Desember 2020 dinilai memiliki risiko kenaikan angka positif Covid-19 di Indonesia.
Ahli Ilmu Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika Yamani menyebut ada dua momen yang berpotensi memunculkan kerumunan, yaitu Pilkada Serentak dan libur akhir tahun pengganti libur Idul Fitri.
"Risiko kenaikan angka Covid-19 di bulan Desember dengan dua momen ini harus diperhatikan," ungkap Laura saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (27/11/2020).
Bila tidak dapat dikendalikan, Laura menyebut ada kemungkinan kasus Covid-19 akan meledak pada awal 2021.
"Sekarang kasus Covid-19 sudah tinggi, beberapa rumah sakit dan IGD melaporkan penuh."
"Sedangkan dua even di Desember ini berisiko," ungkapnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Pecah Rekor, Epidemiolog: Imbas Libur Panjang dan Kerumunan Massa
Laura menyebut pemerintah harus mewaspadai adanya wacana libur panjang di akhir tahun 2020.
"Pemerintah harus ada upaya antisipasi, kita ingin masyarakat paham, mencari tempat liburan yang aman dan tidak abai dengan kondisi pandemi," ungkapnya.
Menurut Laura, kondisi tempat wisata yang sudah kembali buka menjadi menarik minat masyarakat.
"Yang harus dilakukan ya memberikan pemahaman semua kegiatan harus dilakukan dengan protokol kesehatan, ini wajib dan menjadi kunci," ungkapnya.
Laura menyebut dengan diterapkannya protokol kesehatan, dapat mengurangi dampak penyebaran Covid-19.
Baca juga: Pilkada 2020: Puan Maharani Minta Pemda Tingkatkan Sosialisasi Protokol Kesehatan
Selain itu, pemerintah juga harus membuat keputusan tegas untuk menghadapi libur panjang.
Termasuk di dalamnya pemangkasan jumlah hari libur.
"Masyarakat yang banyak sekali jumlahnya ini sulit dikendalikan, maka dari itu pemerintah harus ada keputusan tegas, tidak hanya mengimbau, ini tidak cukup," ungkapnya.
"Kalau dikurangi ya dikurangi, ini menutup peluang masyarakat untuk melakukan kegiatan itu," ungkapnya.
Baca juga: India Bakal Produksi Lebih dari 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Asal Rusia Sputnik V