Rabu, 10 September 2025

Virus Corona

Mungkin Butuh Waktu Hampir 5 Tahun Untuk Capai Herd Immunity Global

Perkiraan terbaru ini menunjukkan bahwa 70 hingga 90 persen populasi dunia harus diinokulasi sebelum mendekati herd immunity.

Pixabay/Tumisu
Ilustrasi virus corona. Herd immunity adalah kondisi ketika sebagian besar kelompok atau populasi manusia kebal terhadap suatu penyakit karena sudah pernah terpapar dan sembuh dari penyakit tersebut. 

 
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Tiga bulan setelah seorang wanita berusia 91 tahun di Inggris menjadi orang pertama yang menerima vaksinasi virus corona (Covid-19), lebih dari 236 juta dosis telah diberikan di seluruh dunia.

Laju kegiatan vaksinasi terbesar dalam sejarah pun meningkat secara eksponensial.

Namun pada tingkat yang dicapai saat ini, kemungkinan masih butuh waktu hampir lima tahun sebelum sebagian besar dunia mendapatkan vaksin.

Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg pada Minggu, (28/2/2021), diperlukan waktu sekitar 4,6 tahun untuk bisa mencakup 75 persen populasi dunia dengan dua dosis vaksin.

Perkiraan terbaru ini menunjukkan bahwa 70 hingga 90 persen populasi dunia harus diinokulasi sebelum mendekati herd immunity.

Baca juga: Menteri Luhut Yakin, Herd Immunity di Indonesia Tak Sampai 10 Tahun

Baca juga: Sekjen Kemenkes : Target Herd Immunity Tercapai Dalam Satu Tahun

Dengan semakin banyaknya orang yang divaksinasi, para ahli tentunya akan segera memiliki ide yang lebih baik tentang bagaimana vaksin dapat mengurangi atau mencegah infeksi serta penularan pada saat ini.

Informasi seperti berapa lama kekebalan dari vaksinasi ini akan bertahan dan seberapa efektifnya vaksin ini dalam menahan penyebaran virus, akan membentuk sistem bagaimana negara-negara dapat membuka kembali ekonomi dan menyelamatkan mata pencaharian mereka.

Saat ini, hanya ada data awal tentang tingkat efektivitas vaksin Covid-19 untuk melindungi tubuh dari penularan, namun prediksi terkait apa yang bisa dilakukan selanjutnya, kemungkinan akan bisa ditentukan satu atau dua bulan ke depan.

Seperti yang disampaikan Dekan Universitas Nasional Singapura Saw Swee Hock School of Public Health, Profesor Teo Yik Ying.

"Saat data ini muncul dan secara konsisten divalidasi di sejumlah negara dengan vaksinasi populasi skala besar, saya berharap Singapura akan meninjau langkah-langkah kami yang ada, termasuk pembatasan kontrol perbatasan, sehingga mereka yang telah divaksinasi akan memiliki lebih sedikit pembatasan dalam hal gerakan dan aktivitas," kata Teo.

Dikutip dari laman The Straits Times, Selasa (2/3/2021), di Singapura, dengan tercatat hampir 60.000 orang terinfeksi dan terjadi 29 kematian hingga saat ini, lebih dari 250.000 orang telah menerima dosis pertama.

Program vaksinasi ini pun dipercepat dari hari ke hari.

Pada akhir bulan depan, 40 pusat vaksinasi ditargetkan akan beroperasi di negara itu, dengan kapasitas masing-masing diperkirakan mencapai 2.000 suntikan setiap harinya.

Sementara di Amerika Serikat (AS), negara yang paling terpukul di dunia dengan sekitar 29 juta warganya terinfeksi, 72,8 juta dosis telah diberikan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan