Minggu, 14 September 2025

Penanganan Covid

Banyak Jenis Vaksin Covid-19, Pilih Mana? Ahli: Bisa Dapat Saja Sudah Bagus

Saat ini masyarakat tidak perlu membanding-bandingkan jenis vaksin Covid-19 dalam proses vaksinasi. Seluruh vaksin akan diuji dan dinilai.

Freepik
ilustrasi vaksin - Saat ini masyarakat tidak perlu membanding-bandingkan jenis vaksin Covid-19 dalam proses vaksinasi. Seluruh vaksin akan diuji dan dinilai. 

TRIBUNNEWS.COM - Dokter sekaligus Jubir Satgas Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), dr Tonang Dwi Ardyanto mengungkapkan saat ini masyarakat tidak perlu membanding-bandingkan jenis vaksin Covid-19 dalam proses vaksinasi.

Dokter Tonang menyebut, jumlah vaksin Covid-19 di dunia masih sangat terbatas.

"Di dunia ketersediaan vaksin istilahnya masih berebut. Nomor satu kita berharap semoga datangnya vaksin sesuai jadwal, itu sudah bagus," ungkap Tonang dalam program Overview Tribunnews.com, Kamis (4/3/2021).

Dokter sekaligus Jubir Satgas Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), dr Tonang Dwi Ardyanto.
Dokter sekaligus Jubir Satgas Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), dr Tonang Dwi Ardyanto. (Overview Tribunnews)

Baca juga: Apa Itu Vaksinasi Mandiri atau Vaksinasi Gotong Royong dan Berapa Biayanya? Berikut Penjelasannya

Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri Tinjau Vaksinasi 2000 Prajurit TNI dan Anggota Polri di Palembang

dr Tonang mengungkapkan, masyarakat saat ini tidak perlu terlalu membanding-bandingkan jenis vaksin yang nanti akan diterima.

"Saat ini, bisa dapat vaksin apapun saja sudah sangat baik. Masyarakat harus sadar tidak perlu membandingkan jenis vaksin untuk saat ini," kata Tonang.

"Bisa dapat saja sudah bagus," tegasnya.

Memilih jenis vaksin, lanjut Tonang, dapat dilakukan jika kebutuhan pokok vaksinasi sudah tepenuhi.

"Kalau semua sudah dapat (vaksin), nanti baru, misal mau mengulangi vaksin dengan milih yang mana, bisa. Tapi itu masih jauh, tidak sekarang," ungkap Tonang.

Seluruh Vaksin akan Diuji

ilustrasi vaksin
ilustrasi vaksin (Freepik)

Tonang juga mengungkapkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan sejumlah vaksin.

Sebab, seluruh vaksin yang akan diedarkan akan melalui uji klinis dan akan masuk terlebih dahulu ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diberi izin edar di Indonesia.

"Soal baku mutu dan safety, tetap diuji oleh BPOM. Seluruh vaksin yang mau digunakan tetap melalui izin BPOM dan MUI, jangan khawatir."

"Kalau sudah melalui BPOM berarti sudah terpenuhi," ungkap Tonang.

Baca juga: Wakil Menkeu: Vaksin Covid-19 Langkah Awal Pulihkan Ekonomi

Tonang mengungkapkan, tidak semua uji klinis obat, termasuk vaksin, diuji di Indonesia.

"Memang yang sudah menjalani uji klinik di Indonesia baru Sinovac, dipilih karena ini yang paling teknik sangat tradisional, Bio Farma bisa mengolahnya."

"Selama ini kita juga menggunakan obat yang tidak diuji klinis di Indonesia. Tidak semua vaksin diuji klinis di Indonesia."

"Yang penting kajiannya bisa memenuhi standar keamanan, BPOM menilai dan memberi izin," jelas Tonang.

Diketahui setidaknya sudah ada empat jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam vaksinasi program pemerintah.

Yakni Sinovac, AstraZeneca, Novavax, dan Pfizer.

Baca juga: Ketua DPD RI Ajak Masyarakat Lawan Aksi Penipuan dengan Modus Vaksin Covid

Vaksinasi Gotong Royong

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden)

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin resmi menerbitkan aturan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dibebankan kepada pihak swasta atau sebelumnya dikenal vaksinasi jalur mandiri.

Aturan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No 10 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 yang ditetapkan di Jakarta, Rabu (24/2/2021).

Program vaksinasi jalur mandiri tersebut dinamai program Vaksinasi Gotong Royong.

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, dalam aturan tersebut disebutkan bahwa vaksin gotong royong merupakan vaksinasi kepada karyawan atau karyawati, keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan pada badan hukum atau badan usaha. 

Baca juga: Kemenkes Siapkan Vaksinasi Covid-19 Drive Thru untuk Pengendara Sepeda Motor

Artinya, pemerintah tak ikut menanggung beban pendanaan vaksin gotong royong, berbeda dari vaksin program pemerintah. 

Disebutkan pula, penerima suntikan vaksin gotong tidak dipungut biaya atau gratis, sesuai bunyi Pasal 3 ayat (5). 

Pemerintah juga memastikan jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi gotong royong berbeda dengan jenis vaksin program pemerintah.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jenis vaksin yang bisa digunakan dalam vaksinasi gotong royong adalah di luar empat vaksin program pemerintah. 

"Jenis vaksin gotong royong tidak akan menggunakan vaksin Sinovac, vaksin AstraZeneca, vaksin Novavax, dan vaksin Pfizer," kata Nadia dalam konferensi pers vaksinasi gotong royong melalui kanal YouTube Lawan Covid19 ID, Jumat (26/2/2021). 

"Sehingga kita bisa memastikan tidak akan ada kebocoran vaksin tersebut yang akan digunakan untuk vaksin gotong royong," jelasnya. 

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan