Senin, 8 September 2025

Penanganan Covid

Indonesia Alami Keterbatasan Stok Vaksin Covid-19 di Bulan April, Jubir Vaksinasi Ungkap Penyebabnya

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menyebut ada keterbatasan stok vaksin di bulan April 2021 ini.

Tribunnews/Herudin
Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan kepada warga di Kampung Tangguh Jaya (KTJ) Cideng, Jakarta, Sabtu (10/4/2021). Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menyebut ada keterbatasan stok vaksin di bulan April 2021 ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menyebut ada keterbatasan stok vaksin di bulan April 2021 ini.

Nadia menyebut, hal itu terjadi lantaran adanya penundaan pengiriman vaksin AstraZeneca dari Covax Facility.

"Penundaan pengiriman vaksin AstraZeneca dari Covax Facility menyebabkan stok vaksin kita di bulan April terbatas," ungkap Nadia dalam program diskusi Panggung Demokrasi Tribunnews.com, Rabu (14/3/2021).

Nadia menyebut, awalnya jumlah dosis vaksin Covid-19 yang diharapkan tersedia di Indonesia pada bulan April 2021 berkisar 15-21 juta dosis.

"Sehingga kemungkinan antara 7-11 juta vaksin saja yang bisa kita distribusi di bulan April ini," ujar Nadia.

Dosis vaksin Covid-19 yang ada, disebut Nadia akan diprioritaskan bagi masyarakat lanjut usia (lansia) dan tenaga pendidik.

"Kita akan prioritaskan 60 persen untuk masyarakat usia di atas 60 tahun, dan 40 persennya kepada guru dan tenaga pendidik," ungkapnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi. (Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy)

Baca juga: Peneliti Jelaskan Tahapan Riset Vaksin Nusantara

Baca juga: Aburizal Bakrie Disuntik Vaksin Nusantara: Saya Pertama Kali, Insyaallah Berhasil

Normal pada Bulan Mei

Lebih lanjut Nadia mengungkapkan, stok vaksin Covid-19 di Indonesia diperkirakan akan kembali normal pada bulan Mei 2021.

Nadia menyebut, Mei nanti akan ada supply vaksin dari Sinovac dan pengiriman vaksin AstraZeneca yang tertunda di bulan ini.

"Sehingga diharapkan pada bulan Mei stok (vaksin Covid-19) kita kembali normal seperti yang telah kita rencanakan," ungkapnya.

Selama bulan April 2021 ini, jenis vaksin yang digunakan ialah vaksin setengah jadi dari Sinovac, yang selanjutnya diproduksi oleh Bio Farma.

Simak tayangan Panggung Demokrasi "Kejar Target Vaksinasi di Bulan Suci" selengkapnya di sini:

Baca juga: Jokowi dan Kanselir Jerman Bahas Kekhawatiran Nasionalisme Vaksin yang Masih Terjadi

Rp 400 M untuk Kembangkan Vaksin Dalam Negeri

Sementara itu, Kementerian Kesehatan tahun ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 400 miliar untuk pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, anggaran tersebut digunakan dalam rangka penelitian terkait vaksin.

"Saya memastikan Kemenkes sudah mengalokasikan anggaran untuk tahun ini Rp 400 miliar untuk mendukung, bersama dengan Kemenristek/BRIN, penelitian-penelitian vaksin," ujar Budi dalam Workshop Pengawalan Vaksin Merah Putih, Selasa (13/4/2021).

Ia mengatakan, Indonesia tidak bisa terus  mengandalkan penyediaan vaksin dari luar negeri, karena dikhawatirkan muncul masalah seperti embargo vaksin yang terjadi dari India.

Diketahui Indonesia telah mengamankan ratusan vaksin dari sumber bilateral maupun multilateral yaitu AstraZeneca, Sinovac, Novavax, dan Pfizer,

"Bayangkan kalau kita sebagai negara hanya punya 2 sumber atau bahkan 1 sumber, dan sumber itu bermasalah. Program vaksinasi kita akan berhenti," ungkap mantan wakil menteri BUMN ini.

Baca juga: Polemik Vaksin Nusantara, Dasco: Jangan Adu DPR dengan BPOM

Meski disadari Budi, pengembangan vaksin buatan anak negeri terlambat dari negara lain, kemandirian membuat vaksin sendiri sangat dibutuhkan Indonesia.

"Walaupun agak terlambat kita lakukan sekarang, karena kita sangat membutuhkan vaksin-vaksin asli Indonesia agar bisa mengatasi masalah resiliensi, health resilience," kata Menkes Budi Gunadi.

"Sesuatu yang menurut saya sangat wajar, tetapi akibatnya berdampak pada resiliensi, terhadap kemandirian, terhadap daya tahan, terhadap kedaulatan di banyak negara-negara lain. Termasuk kita," tambahnya.

Berita lain terkait penanganan covid

(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Rina Ayu Panca Rini)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan