Virus Corona
Survei LSI: Mayoritas yang Tak Percaya Vaksin Covid-19 Berpendidikan Rendah dan Tinggal di Pedesaan
Mayoritas masyarakat yang tidak percaya vaksin mampu mencegah penularan Covid-19 memiliki pendidikan rendah dan tinggal di pedesaan.
Penulis:
Igman Ibrahim
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasi survei, mayoritas masyarakat yang tidak percaya vaksin mampu mencegah penularan Covid-19 memiliki pendidikan rendah dan tinggal di pedesaan.
Hal ini terlihat dalam temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Dalam survei itu, dijelaskan mayoritas masyarakat umumnya setuju dengan program vaksinasi nasional.
Akan tetapi, ada sekitar 23,5 persen masyarakat yang tidak percaya vaksin mampu mencegah penularan Covid-19.
Sementara yang percaya berada di kisaran 68,6 persen dan tidak menjawab 7,9 persen.
"Ada 23,5 persenan yang tidak percaya. Baru 68,6 persen yang percaya vaksin itu akan mencegah penularan atau mencegah masyarakat tertular dari virus Corona. Ini jadi PR dikampanyekan lebih jauh," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparanya, Minggu (18/7/2021).
Baca juga: Jokowi Harap Kontribusi BUMN Atasi Lonjakan Kebutuhan Oksigen Bagi Penderita Covid-19
Ia menuturkan mayoritas masyarakat yang tak percaya vaksin mampu mencegah penularan Covid-19 berasal dari kalangan pedesaan.
Menurut Djayadi, angka itu jauh lebih rendah dibandingkan masyarakat perkotaan.
Rinciannya, masyarakat pedesaan yang tidak percaya vaksin dapat mencegah penularan Covid-19 sebesar 30,2 persen.
Sementara yang percaya sebesar 62,8 persen dan tidak tahu 7 persen.
Di sisi lain, masyarakat perkotaan yang tidak percaya vaksin dapat mencegah penularan Covid-19 hanya 16,8 persen.
Sedangkan, yang percaya 74,5 persen dan tidak tahu 8,7 persen.
Baca juga: Kejar Herd Immunity, Jokowi Minta Vaksinasi Covid-19 di Jabar, Jateng, dan Banten Jadi Prioritas
"Keyakinan kepada kemampuan vaksin untuk mencegah penularan itu lebih rendah di kalangan masyarakat pedesaan. yang tidak percaya itu di kalangan masyarakat pedesaan lebih banyak," ujarnya.
Dari segi pendidikan, kata dia, tingkat kepercayaan vaksin mencegah penularan itu cenderung di kalangan berpendidikan lebih tinggi.
Sementara itu, kalangan pendidikan rendah cenderung tidak percaya vaksin.