Virus Corona
Satgas Ingatkan Hadapi Libur Nataru dengan Prokes Ketat
Pengalaman setiap libur panjang selalu berisiko terjadi peningkatan kasus Covid-19, harus menjadi perhatian.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Perubahan Prilaku Satuan Tugas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi berharap semua pihak betul-betul mematuhi protokol kesehatan (Prokes), melaksanakan arahan pemerintah, membangun kesadaran dan disiplin kolektif.
Pengalaman setiap libur panjang selalu berisiko terjadi peningkatan kasus Covid-19, harus menjadi perhatian.
Saat ini, berdasarkan indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa-Bali, menunjukkan mobilitas masyarakat mulai meningkat signifikan.
"Kalau disertai penurunan kedisiplinan protokol kesehatan bukan tidak mungkin berakibat lonjakan kasus. Jangan sampai lengah," ujarnya dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertajuk 'Akhir Tahun Nyaman Dengan Prokes Aman' pada Rabu (17/11/2021).
Baca juga: Australia Umumkan Hibah Senilai Rp 4,7 Miliar untuk Penanganan Pandemi Covid-19
Adapun kini kasus konfirmasi mingguan di 37 Kabupaten/Kota mengalami peningkatan.
Lalu jumlah keterisian tempat tidur mingguan 43 di kabupaten/kota di Jawa dan Bali juga mengalami peningkatan.
Jika dihubungkan dengan kepatuhan protokol kesehatan, memang terjadi penurunan. Kalau sebelumnya kepatuhan memakai masker di angka 8,3 secara turun 8,1.
Hal ini tentu perlu jadi perhatian bersama dan satgas daerah jangan sampai terus terjadi penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan danberdampak peningkatan kasus.
"Meski saat ini kenaikan kasus masih dalam jumlah kecil namun harus tetap hati-hati dan berusaha melakukan upaya terbaik agar tidak berkembang cepat," kata Sonny.
Baca juga: Kemkominfo Gandeng MUI Beri Literasi Masyarakat Soal Penanganan Covid-19
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, lanjutnya, tiap dua pekan pemerintah melakukan asesmen secara berkala terkait indikator level PPKM di setiap Kabupaten/Kota.
Hal ini sangat penting untuk bisa mengevaluasi langkah yang perlu dilakukan.
Dalam kesempatan yang sama, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono pun mengingatkan, jangan sampai masyarakat euforia dengan kondisipandemi yang melandai.
Miko menilai, masyarakat cenderung gampang lupa dengan badai Covid-19 yang terjadi pada Juli 2021 lalu.
"Hampir tiap hari kita mendengar kabar duka saat badai Covid-19 pada Juli 2021 lalu. Tapi sayangnya masyarakat gampang lupa, protokol kesehatan mulai abai," ujarnya.
Untuk itu, dia berpendapat, protokol kesehatan diatur dalam peraturan daerah hingga tingkat Kabupaten/Kota.
"Seperti kewajiban menggunakan masker dah larangan berkerumun," katanya.
Beberapa hari terakhir kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di bawah 400 kasus pernah hari.
Angka ini jauh di bawah yang ditetapkan WHO yang menyatakan pandemi terkendali jika kasus sudah kurang dari 10 kasus per 1000.000 penduduk atau sekitar 2700 kasus per hari.