Pandemi Terkendali, Sebagian Masyarakat Malah Cenderung Tunda Vaksinasi, Ini Kata Siti Nadia Tarmizi
Pandemi Covid-19 di Indonesia yang melandai, mestinya jadi momentum mempercepat capaian vaksinasi di berbagai wilayah.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Willem Jonata
Kesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Sumbar, Jasman juga menyebutkan, masih banyaknya informasi yang keliru (hoaks) menjadi
kendala terbesar vaksinasi di daerah.
Untuk mengatasi tantangan hoaks dan kendala kultural, pihaknya mengedepankan pendekatan informal melibatkan alim ulama, cerdik pandai, semua lembaga serta institusi terkait, termasuk memberikan edukasi pentingnya vaksinasi melalui media massa dan anak-anak sekolah.
“Tiap daerah punya kiat tersendiri sesuai local wisdom (kearifan lokal) masing-masing,” tuturnya.
Ia menjelaskan, vaksinasi relatif mudah dilaksanakan di daerah terpencil dan penduduknya tetap, dibandingkan wilayah berpenduduk banyak dengan mobilitas tinggi.

Situasi pandemi yang terkendali merupakan kesempatan untuk percepatan vaksinasi. Salah satu alasannya, karena tenaga kesehatan dan vaksinator dapat sepenuhnya melaksanakan vaksinasi.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Vaksinolog, Dirga Sakti Rambe menambahkan, penelitian menunjukkan, saat tingkat penularan di masyarakat rendah, maka efektivitas vaksin pada tingkat optimal.
" Ini kesempatan baik untuk meningkatkan cakupan vaksinasi karena kasus terkendali,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat segera vaksinasi, jangan pilih-pilih vaksin, sehingga jangan sampai ada stok vaksin yang terbuang.
“Di Indonesia saat ini pandemi terkendali, tapi selalu ada potensi timbulnya lonjakan kasus, terutama terkait mobilitas pada liburan Natal dan Tahun Baru, juga varian-varian baru yang menyebar di berbagai negara. Karena itu, masyarakat harus selalu terapkan prokes, patuhi aturan level PPKM di daerah masing-masing, dan optimalkan proteksi dengan vaksinasi,” terang Dirga.