Virus Corona
Ajukan Izin ke BPOM, Zifivax Siap Menjadi Vaksin Booster
Chairuddin Yunus mengatakan vaksin Zifivax sedang diajukan ke BPOM untuk menjadi vaksin booster.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pemasaran dan Kemitraan PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBio) Chairuddin Yunus mengatakan vaksin Zifivax sedang diajukan ke BPOM untuk menjadi vaksin booster.
Vaksin Zifivax, kata Chairuddin, siap menjadi vaksin booster untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19.
"Kami juga sedang dalam proses pengajuan izin penggunaan vaksin Zifivax ini sebagai booster ke Badan POM," ujar Chairuddin melalui keterangan tertulis, Jumat (17/12/2021).
Penelitian yang dilakukan Hunan Provincial Center for Disease Control and Prevention (Hunan CDC) memperlihatkan bahwa Vaksin Zifivax bisa digunakan sebagai booster.
Laporan hasil penelitian yang dilakukan di Hunan CDC, yang dirilis awal Desember lalu menyimpulkan, Zifivax aman dan memberikan peningkatan neutralizing antibody yang baik sebagai vaksin booster.
Baca juga: Wisma Atlet Lockdown 7 Hari Guna Mitigasi Penyebaran Lokal Covid-19 Omicron, Ini Penjelasan Kapuskes
Zifivax telah memperoleh izin penggunaan darurat (emergency use authorization, EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (Badan POM) pada 7 Oktober 2021.
Zifivax merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform rekombinan protein sub-unit.
Ke depan, vaksin Zifivax akan dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBio).
Penelitian Zifivax sebagai vaksin booster dilakukan di Hunan Provincial Center for Disease Control and Prevention (Hunan CDC) melibatkan 360 subyek.
Adapun waktu pemberian booster ini diberikan 3-13 bulan setelah subyek mendapatkan dosis lengkap (sebanyak 2 kali suntikan) vaksin inactivated Covid-19.
Data menunjukkan bahwa peningkatan titer neutralizing antibody terhadap Virus original wuhan strain meningkat hampir 24 kali lipat (dari 2,07 menjadi 49,07).
Baca juga: Syarat Ibadah Fisik, Pihak Gereja Wajib Bentuk Satgas Covid-19
Bahkan, titer neutralizing antibody terhadap varian Delta (B.1.172.2) meningkat hampir 50 kali lipat (dari 2,08 menjadi 102,58).
"Hal ini merupakan kabar gembira dari penelitian vaksin Zifivax sebagai booster. Kami berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia," kata Chairuddin.
Sebelumnya data interim uji klinik fase 3 menunjukkan efikasi yang baik dari vaksin Zifivax, termasuk terhadap Virus SARS CoV-2 varian Alfa (92,93%), Gamma (100%), Delta (77,47%), dan Kappa (90,0%).