Sabtu, 23 Agustus 2025

Virus Corona

CDC AS: Suntikan Pfizer pada Anak Kecil Lebih Banyak Sebabkan Efek Samping Ringan

Vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer-BioNTech sebagian besar diklaim menyebabkan efek samping ringan pada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun.

Penulis: Fitri Wulandari
AFP/JACK GUEZ
Bocah Israel Yoav, 9, menerima dosis vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 di Meuhedet Healthcare Services Organization di Tel Aviv pada 22 November 2021, saat Israel memulai kampanye vaksinasi virus corona untuk anak berusia 5 hingga 11 tahun. (Photo by JACK GUEZ / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer-BioNTech sebagian besar diklaim menyebabkan efek samping ringan pada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun.

Hal ini menurut data yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) pada Kamis kemarin.

Data menunjukkan bahwa setelah penerimaan dosis kedua vaksin, beberapa anak melaporkan nyeri di area suntikan dan reaksi sistemik lainnya seperti kelelahan dan sakit kepala.

Baca juga: DPR Optimistis Kekebalan Tubuh Masyarakat Makin Bagus karena Masifnya Vaksinasi

Baca juga: Pasien Kasus Omicron di RSPI Sulianti Saroso Alami Gangguan Pembekuan Darah, Berbahayakah?

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (31/12/2021), CDC mengaku turut menerima laporan 11 kasus peradangan jantung (miokarditis) pada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun yang telah menerima vaksin.

7 diantaranya telah dinyatakan pulih, sedangkan 4 lainnya masih dalam masa pemulihan.

Miokarditis merupakan efek samping yang jarang terjadi setelah seseorang menerima vaksin mRNA.

Seorang petugas kesehatan Israel memberikan dosis vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 kepada seorang anak berusia enam tahun di Layanan Kesehatan Clalit di Yerusalem pada 23 November 2021, saat Israel memulai kampanye vaksinasi virus corona untuk anak-anak berusia lima hingga 11 tahun - Israel pada 14 November memberi lampu hijau untuk mulai memvaksinasi anak-anak berusia antara lima dan 11 tahun terhadap Covid-19 menggunakan tusukan Pfizer/BioNTech, mengikuti contoh Amerika Serikat. Itu adalah salah satu negara pertama yang meluncurkan kampanye vaksinasi tahun lalu menggunakan suntikan berkat kesepakatan dengan Pfizer yang memberinya akses ke jutaan dosis dengan imbalan data tentang kemanjuran vaksin. (Photo by MENAHEM KAHANA / AFP)
Seorang petugas kesehatan Israel memberikan dosis vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 kepada seorang anak berusia enam tahun di Layanan Kesehatan Clalit di Yerusalem pada 23 November 2021, saat Israel memulai kampanye vaksinasi virus corona untuk anak-anak berusia lima hingga 11 tahun - Israel pada 14 November memberi lampu hijau untuk mulai memvaksinasi anak-anak berusia antara lima dan 11 tahun terhadap Covid-19 menggunakan tusukan Pfizer/BioNTech, mengikuti contoh Amerika Serikat. Itu adalah salah satu negara pertama yang meluncurkan kampanye vaksinasi tahun lalu menggunakan suntikan berkat kesepakatan dengan Pfizer yang memberinya akses ke jutaan dosis dengan imbalan data tentang kemanjuran vaksin. (Photo by MENAHEM KAHANA / AFP) (AFP/MENAHEM KAHANA)

"Sistem Pelaporan Kejadian Buruk Vaksin AS (VAERS) menerima 4.249 laporan efek samping, 97,6 persen diantaranya bukan efek samping yang serius," kata CDC AS.

Kasus-kasus tersebut dilaporkan di VAERS dan v-safe, yakni sistem pengawasan keamanan berbasis smartphone untuk efek samping setelah vaksinasi Covid-19, antara 3 November hingga 19 Desember lalu.

Lembaga itu mengatakan bahwa sekitar 8,7 juta dosis vaksin Pfizer telah diberikan kepada anak-anak dalam kelompok usia tersebut.

Sebelumnya, vaksin itu disahkan di AS pada akhir Oktober lalu untuk diberikan kepada anak berusia 5 hingga 15 tahun dan merupakan satu-satunya suntikan yang diizinkan untuk digunakan pada kelompok usia ini.

Sebuah studi terpisah yang dilakukan oleh CDC menunjukkan bahwa vaksin dua dosis Pfizer 92 persen efektif melawan infeksi Covid-19 pada remaja berusia 12 hingga 17 tahun.

"Periode pengamatan untuk analisis ini bertepatan dengan periode dominasi varian Delta di AS," jelas CDC AS.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan