Virus Corona
China Lockdown Kota Berpenduduk 1,2 Juta Setelah Temuan 3 Kasus Covid-19
Strategi itu mendapat tekanan dengan munculnya serangkaian wabah lokal baru-baru ini dan hanya tersisa satu bulan menuju 'Olimpiade Musim Dingin'.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, YUZHOU - Lebih dari 1 juta orang di sebuah kota di China tengah dikurung di rumah mereka pada Selasa waktu setempat, setelah 3 kasus virus corona (Covid-19) tanpa gejala tercatat dalam masa penerapan sistem (penguncian) lockdown massal terbaru negara itu.
China telah mengejar pendekatan 'nol Covid-19' dengan melakukan pembatasan perbatasan yang ketat dan lockdown yang ditargetkan sejak virus tersebut kali pertama muncul.
Namun strategi itu mendapat tekanan dengan munculnya serangkaian wabah lokal baru-baru ini dan hanya tersisa satu bulan menuju 'Olimpiade Musim Dingin'.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (4/1/2022), Yuzhou, kota berpenduduk sekitar 1,17 juta jiwa yang terletak di provinsi Henan, mengumumkan mulai Senin malam bahwa semua warganya diwajibkan untuk tinggal di rumah demi mengendalikan penyebaran virus.
Baca juga: Polisi Anti Huru Hara Belanda Bubarkan Ribuan Pendemo Anti-Lockdown
Pengumuman tersebut dipicu oleh ditemukannya 3 kasus dalam beberapa hari terakhir.
Menurut sebuah pernyataan yang diposting pada Senin kemarin, orang-orang di daerah pusat 'tidak boleh keluar' dari rumah mereka.
Sementara semua komunitas akan mendirikan pusat penjagaan dan gerbang untuk secara ketat menerapkan langkah-langkah pencegahan serta pengendalian epidemi.
Kota itu telah mengumumkan bahwa mereka menghentikan layanan bus dan taksi serta menutup pusat perbelanjaan, museum, dan tempat-tempat wisata.
Perlu diketahui, China melaporkan 175 kasus baru Covid-19 pada Selasa waktu setempat, termasuk 5 kasus di provinsi Henan dan 8 di kluster terpisah yang terkait dengan pabrik garmen di kota timur Ningbo.
Meskipun kasus yang dilaporkan rendah dibandingkan dengan tempat lain di dunia, infeksi baru ini dalam beberapa pekan terakhir telah mencapai tingkat tertinggi yang tidak terlihat di negara itu sejak Maret 2020.
Baca juga: Varian Omicron Melonjak, Prancis Lakukan Pembatasan Ketat Namun Tidak Lockdown Malam Tahun Baru
Ada 95 kasus baru yang tercatat di Xi'an pada Selasa, sebuah kota bersejarah berpenduduk 13 juta yang terletak di provinsi tetangga, Shaanxi yang telah dilakukan lockdown selama hampir dua minggu.
Xi'an telah melaporkan lebih dari 1.600 kasus sejak 9 Desember 2021, meskipun jumlahnya dalam beberapa hari terakhir mulai menurun dibandingkan dengan angka pada minggu lalu.
Otoritas lokal yang dianggap gagal dalam mencegah wabah virus di China pun banyak yang dipecat atau dihukum.
Langkah ini memicu serangkaian tanggapan yang semakin ketat dari pemerintah provinsi saat mereka mencoba untuk membasmi kasus apapun secara cepat.