Virus Corona
WHO: Ada Lebih Banyak Bukti yang Tunjukkan Omicron Sebabkan Gejala Lebih Ringan
Saat ditanya apakah vaksin khusus Omicron diperlukan, ia menyampaikan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan hal itu.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Manajer Insiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Abdi Mahamud pada Selasa mengatakan bahwa saat ini semakin banyak bukti yang muncul dan menunjukkan varian baru virus corona (Covid-19) Omicron hanya menimbulkan gejala yang ringan.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (4/1/2022), banyak bukti yang menunjukkan Omicron hanya mempengaruhi saluran pernafasan bagian atas, sehingga menyebabkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya.
"Kami melihat semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Tidak seperti (varian) lainnya yang dapat menyebabkan pneumonia parah," kata Mahamud kepada wartawan yang berbasis di Jenewa, Swiss.
Baca juga: Ilmuwan Sebut Dampak Omicron Tak Parah karena Virus Sulit Menginfeksi Sel Paru-paru
Kendati demikian, ia menambahkan bahwa tingkat penularan Omicron yang tinggi mengindikasikan varian ini akan menjadi dominan di banyak tempat dalam beberapa minggu mendatang.
Sehingga menimbulkan ancaman di negara-negara yang memiliki sebagian besar penduduk tidak atau belum divaksinasi.
Pernyataannya tentang pengurangan risiko penyakit parah ini pun sesuai dengan data lain, termasuk studi yang dilakukan oleh peneliti dari Afrika Selatan.
Baca juga: Gubernur Jabar Persiapkan Oksigen Setelah 20 Warganya Terpapar Omicron
Perlu diketahui, Afrika Selatan merupakan negara yang mengidentifikasi varian Omicron kali pertama.
Saat ditanya apakah vaksin khusus Omicron diperlukan, ia menyampaikan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan hal itu.
Namun menekankan bahwa keputusan tersebut memerlukan koordinasi global dan tidak boleh diserahkan kepada sektor komersial untuk memutuskan sendiri.