Jumat, 26 September 2025

Virus Corona

Terkesan Berubah-Ubah, Pemerintah Sebut Perubahan Aturan Hadapi Pandemi Disesuaikan Secara Ilmiah

Kenapa ditiadakan? Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, mengemukakan beberapa alasan.

Kanal YouTube FMB9ID_ IKP
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr. Reisa Broto Asmoro. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah sempat melakukan pembatasan terhadap 14 negara. Tapi tidak lagi, sejak adanya Surat Edaran Satgas Covid-19 No 2 tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negara Selama Pandemi.

Daftar 14 negara warga negara asing (WNA) yang dilarang masuk ke Indonesia dihapuskan.

Kenapa ditiadakan? Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, mengemukakan beberapa alasan.

Varian Omicron tidak hanya dari 14 negara, tapi hingga 10 Januari 2022 lalu sudah ada 150 negara dari 195 negara yang memiliki kasus Omicron.

Baca juga: Jerusalem Post: Delegasi Indonesia Datang ke Israel Pelajari Penanganan Covid-19

"Berarti sekitar 76 persen negara di dunia sudah ada Omicron. Jadi sudah tidak sinkron melakukan pembatasan 14 negara saja," ungkap Reisa pada siaran Radio Kesehatan, Selasa (18/1/2022).

Pemerintah pun melakukan pembatasan lintas negara yang masih diperlukan untuk mempertahankan stablitas negara. Satu di antaranya mengatur durasi karantina.

Menyesuaikan aturan baru, kini semua kriteria untuk WNA masuk ke Indonesia, WNI menjadi sama yaitu 7 kali 24 jam.

"Kenapa ya berubah-ubah, mungkin masyarakat bertanya. Karena memang ada evaluasi dan monitoring dilakukan berkala. Ternyata hitungan 7 kali 24 jam didukung temuan ilmiah beberapa negara," kata Reisa menambahkan.

Baca juga: Menko PMK: Persentase Kasus Covid-19 Selama Periode Nataru Melonjak Tajam

Varian Omicron kata Reisa memiliki masa inkubasi tiga hari setelah terpapar sehingga dilakukan penyesuaian. Menurut pemaparannya, karantina selama 14 hari tidak lagi relevan.

"Tujuh hari dinilai cukup. Apa lagi deteksi berlapis. Jadi memang upaya terus dilakukan pemerintah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan untuk masyarakat Indonesia," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan