Sabtu, 13 September 2025

Virus Corona

Menkes Prediksi Puncak Omicron Indonesia di Akhir Februari: Kasusnya Bisa 6 Kali Lipat dari Delta

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan perkembangan kasus Omicron masih banyak memiliki ketidakpastian.

Editor: Miftah
Tribunnews.com/Rina Ayu Pancarini
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Senin (31/1/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan perkembangan kasus Omicron masih banyak memiliki ketidakpastian.

Budi pun mengungkapkan data beberapa negara yang kasus Covidnya mengalami kenaikan drastis karena Omicron.

Jumlah kenaikan kasus akibat Omicron ini pun jauh lebih banyak jika dibandingkan puncaknya pada varian Delta.

Negara tersebut di antaranya:

- Amerika mengalami puncak kasus Omicron sebanyak 800 ribu per hari. Sementara puncak kasus Delta 250 ribu per hari.

- Perancis mengalami puncak kasus Omicron sebanyak 360 ribu per hari. Sementara puncak kasus Delta 60 ribu per hari.

Baca juga: Pakar Sarankan Ada Perbaikan Pelayanan Telemedisine untuk Pasien Covid-19 yang Isoman

- Brasil mengalami puncak kasus Omicron sebanyak 190 ribu per hari. Sementara puncak kasus Delta 80 ribu per hari.

- Jepang mengalami puncak kasus Omicron sebanyak 65 ribu per hari. Sementara puncak kasus Delta 25 ribu per hari.

Berdasarkan data tersebut Budi pun memperkirakan Indonesia juga pasti akan mengalami kenaikan kasus seperti negara-negara tersebut.

"Penularannya ini tinggi sekali dan Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57 ribu kasus per hari kita mesti siap-siap, hati-hati dan waspada."

"Tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain itu bisa dua kali sampai tiga kali di atas puncak Delta," kata Budi dalam tayangan video di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (31/1/2022).

Baca juga: Banyak OTG dan Gejala Ringan Covid-19 di RS, KSP Minta Prioritaskan Lansia dan Bergejala Berat

Prediksi Puncak Omicron di Akhir Februari

Lebih lanjut Budi mengaku tidak mengetahui pasti berapa jumlah kasus yang akan terjadi di Indonesia.

Namun Budi memperkirakan puncak kasus Covid-19 di Indonesia akan mengalami puncaknya di akhir Februari.

Selain itu Budi juga memperingatkan kenaikan kasus akibat Omicron ini bisa sampai enam kali lipat dibanding jumlah puncak kasus akibat Delta.

"Kita belum tahu berapa (jumlah kasus) di puncaknya yang akan terjadi di Indonesia, yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari."

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Kementerian Kesehatan Jelaskan Penyebab dan Antisipasinya

"Tapi tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa 3 kali sampai 6 kali dibandingkan puncaknya Delta, di mana puncaknya Delta di Indonesia 57.000 kasus per hari," terangnya.

Untuk itu Budi pun meminta semua pihak untuk tetap waspada dan hati-hati.

Budi pun meninta masyarakat untuk mengurangi kegiatan yang menimbulkan kerumunan dan mobilitas, jika memang tidak diperlukan.

Karena nantinya bisa menimbulkan dampak penularan bagi orang lain.

"Oleh karena itu pertama yang kami minta tolong tetap waspada, tolong tetap hati-hati. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi. Karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," pungkasnya.

Baca juga: Murid TK di Depok ada yang Terpapar Corona, Satgas Covid-19 Khawatir

Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19, Pemerintah Sediakan 120 Ribu Tempat Tidur Isolasi di RS

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia terus mengalami kenaikan. Pada per 30 Januari lalu, ada 12.422 jiwa yang dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.

Sebelumnya presiden Joko Widodo menyinggung kenaikan kasus Omicron yang telah diprediksi akan mengalami beberapa kenaikan beberapa waktu depan.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, berdasarkan data dan karakteiristik Omicron puncak omicron diperkirakan akan terjadi beberapa waktu mendatang.

"Kalau melihat kemarin kasus terus meningkat, diprediksi dalam beberpa pekan ke depan akan terjadi lonjakan gelombang ketiga," ungkap Reisa pada siaran Radio RRI, Selasa (1/2/2022).

Untuk menghindari dampak seperti gelombang sebelumnya, Reisa menyebutkan ada beberapa strategi yang telah dilakukan oleh pemerintah.

Baca juga: Wagub Lampung Apresiasi Kerja Cepat Jokowi Distribusikan Vaksin Covid-19 untuk Daerah

"Pemerintah sejauh ini menyiapkan itu. penguatan testing, treacing dan treatment (3T), vaksinasi juga sudah dimulai begitu pun booster. Kemudian telemedecine tersedia," katanya menambahkan.

Banyaknya kasus yang terjadi, maka telemedecine menjadi sangat membantu. Telemedicine bisa digunakan bagi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Selain itu, juga disediakan tempat tidur isolasi yang siap pakai. Pemerintah telah menyiapkan 70.641 bed di Rumah Sakit.

"Sedangkan kapasitas nasional adalah 120-130 ribu. Tentunya dengan seperti ini, kita tetap harus hati-hati untuk tetap disiplin prokes. Vaksinasi Covid-19 pun sangat membantu supaya gejala penyakit tidak semakin berat atau fatal," papar Reisa.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan