Jumat, 5 September 2025

Virus Corona

Kasus Baru Covid-19 Naik 18 Persen Hampir di Seluruh Dunia, Sebagian Besar Dipicu Subvarian Omicron

Jumlah kasus baru virus Corona (Covid-19) naik 18 persen hampir di seluruh tempat di dunia, di mana itu sebagian besar dipicu subvarian Omicron.

Penulis: Rica Agustina
Freepik
Ilustrasi covid - Jumlah kasus baru virus Corona (Covid-19) naik 18 persen hampir di seluruh tempat di dunia, yang mana peningkatan tersebut sebagian besar dipicu subvarian Omicron. 

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus baru virus Corona (Covid-19) naik 18 persen pekan lalu, dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO mengatakan dalam laporan mingguan terbaru tentang pandemi bahwa lebih dari 4,1 juta kasus dilaporkan secara global.

Jumlah kematian di seluruh dunia tetap relatif sama dengan minggu sebelumnya, sekitar 8.500.

Kematian terkait Covid-19 meningkat di tiga wilayah, yakni Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika.

Dikutip dari The Associated Press, kenaikan mingguan terbesar dalam kasus Covid-19 baru terlihat di Timur Tengah.

Menurut laporan yang dirilis pada Rabu (29/6/2022) malam, kasus di wilayah itu meningkat sebesar 47 persen.

Kasus baru juga meningkat sekitar 32 persen di Eropa dan Asia Tenggara, dan sekitar 14 persen di Amerika.

Seperti diketahui, kasus baru Covid-19 di Indonesia juga mengalami peningkatan dalam beberapa hari terkahir, dengan 2.248 tambahan pada Kamis (30/6/2022).

Baca juga: Update Covid-19 Global 1 Juli 2022: Total Infeksi Covid-19 552,4 Juta Kasus, Total Pulih 527,5 Juta

Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron - Kasus Baru Corona Naik 18 Persen Hampir di Seluruh Dunia, Sebagian Besar Dipicu Subvarian Omicron
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron - Jumlah kasus baru virus Corona (Covid-19) naik 18 persen hampir di seluruh tempat di dunia, yang mana peningkatan tersebut sebagian besar dipicu subvarian Omicron. (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kasus meningkat di 110 negara.

Peningkatan kasus tersebut sebagian besar dipicu oleh varian Omicron BA.4 dan BA.5.

"Pandemi ini berubah, tetapi belum berakhir," kata Tedros minggu ini saat konferensi pers.

Tedros mengatakan kemampuan untuk melacak evolusi genetik Covid-19 di bawah ancaman ketika negara-negara melonggarkan upaya pengawasan dan pengurutan genetik.

Dia memperingatkan bahwa nantinya akan lebih sulit untuk mengungkap varian baru yang muncul dan berpotensi berbahaya.

Negara-negara harus memvaksinasi penduduk mereka yang paling rentan, termasuk petugas kesehatan dan orang-orang di atas 60 tahun, jelasnya.

Tedros menambahkan saat ini ada ratusan juta orang tetap tidak divaksinasi dan berisiko terkena penyakit parah dan kematian.

Baca juga: Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19 Harus Bebas dari Bahan Berbahaya

ilustrasi covid-19 - Jumlah kasus baru virus Corona (Covid-19) naik 18 persen hampir di seluruh tempat di dunia, yang mana peningkatan tersebut sebagian besar dipicu subvarian Omicron.
ilustrasi covid-19 - Jumlah kasus baru virus Corona (Covid-19) naik 18 persen hampir di seluruh tempat di dunia, yang mana peningkatan tersebut sebagian besar dipicu subvarian Omicron. (Tribun Palopo)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan