Sabtu, 20 September 2025

Ahmad Labib Desak Kemendag Lindungi Industri Baja Nasional dari Serbuan Impor Murah

Ahmad Labib desak Kemendag segera ambil langkah tegas selamatkan industri baja nasional dari ancaman banjir impor murah.

Editor: Content Writer
istimewa
SELAMATKAN INDUSTRI BAJA - Anggota Komisi VI DPR RI Ahmad Labib desak Kemendag segera ambil langkah tegas selamatkan industri baja nasional dari ancaman banjir impor murah. 

TRIBUNNEWS.COM – Anggota Komisi VI DPR RI Ahmad Labib, meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera turun tangan menyikapi derasnya arus impor baja murah, terutama dari Tiongkok dan Vietnam, yang dinilai mengancam keberlangsungan industri baja nasional.

Labib mengaku menerima banyak keluhan dari pelaku industri fabrikator baja dalam negeri yang kini tertekan oleh harga produk baja impor yang sangat rendah, bahkan di bawah biaya produksi nasional.

“Kalau ini terus dibiarkan, industri baja bisa bernasib sama seperti industri tekstil kita yang dulu runtuh karena serbuan impor murah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (27/7/2025).

Baca juga: Pemerintah Diminta Selamatkan Industri Lokal dari Serbuan Baja Impor di Sektor Konstruksi

Industri Baja: Pilar Infrastruktur dan Ketahanan Ekonomi

Menurut Labib, sektor baja adalah fondasi penting bagi pembangunan infrastruktur nasional dan ketahanan ekonomi Indonesia. Ia menilai perlu evaluasi menyeluruh terhadap tata niaga baja nasional, serta pengetatan pengawasan terhadap impor legal maupun ilegal.

Labib juga menyoroti peran BUMN Krakatau Steel yang menurutnya kerap dimanfaatkan pihak swasta dalam skema kartelisasi impor baja.

“Perusahaan BUMN seharusnya menjadi aktor strategis, tapi yang terjadi justru Krakatau Steel hanya dijadikan alat, sementara kuota impornya dikuasai pihak ketiga. Ini merugikan industri dalam negeri,” tegas Labib.

Desakan untuk Kebijakan Tegas dan Berpihak

Labib menegaskan bahwa industri baja nasional saat ini dalam kondisi darurat dan membutuhkan proteksi nyata, baik dalam bentuk regulasi impor maupun insentif bagi pelaku industri dalam negeri.

“Pelaku usaha sudah berusaha efisiensi, tapi itu tidak cukup kalau pemerintah tidak hadir mengatur dan melindungi. Kita butuh kebijakan tegas, bukan sekadar janji,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa keberlangsungan industri baja menyangkut nasib ribuan pelaku UMKM, pekerja, dan mata rantai ekonomi lainnya. Jika dibiarkan, keruntuhan industri baja akan menimbulkan dampak ekonomi yang luas.

“Kalau pabrik baja tutup, bukan hanya industrinya yang hancur, tapi seluruh ekosistem ikut terdampak. Pemerintah harus bertindak sekarang,” tutupnya.
 


 

 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan