Cek Endra Dorong Transformasi Batubara Bersih untuk Transisi Energi Gradual dan Stabilitas Ekonomi
Cek Endra tekankan transformasi batubara bersih jadi kunci transisi energi gradual tanpa ganggu ekonomi.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Cek Endra, menegaskan pentingnya transformasi sektor batubara menuju teknologi bersih sebagai bagian dari transisi energi yang gradual dan realistis di Indonesia.
Menurutnya, langkah ini tak hanya untuk mengurangi emisi, tapi juga menjaga stabilitas harga energi dan daya saing industri di tengah risiko greenflation atau inflasi hijau yang muncul akibat transisi energi yang terlalu cepat.
“Indonesia tidak bisa berada di dua kutub ekstrem—mempertahankan teknologi lama tanpa inovasi atau memaksakan transisi hijau tanpa memperhitungkan dampak ke ekonomi. Kuncinya adalah transformasi bertahap dengan teknologi yang mampu menekan emisi tanpa mengganggu pasokan energi dan harga di dalam negeri,” jelas Cek Endra.
Ia mengungkapkan, konsumsi batubara global yang mencapai 8,79 miliar ton pada 2024 menjadi sinyal bahwa peran energi fosil, khususnya batubara, masih dominan dalam bauran energi dunia.
Baca juga: Cek Endra Sebut RAPBN 2026 Sektor ESDM Realistis, Jaga Stabilitas Energi dan Percepat Transisi
Bahkan negara-negara maju seperti Jerman dan AS kembali mengoperasikan PLTU untuk menjaga ketahanan energi mereka. Di sisi lain, Tiongkok dan India terus mengembangkan PLTU modern dengan teknologi ultra-supercritical dan double reheat yang meningkatkan efisiensi dan menurunkan emisi.
“Indonesia bisa mengambil pelajaran penting dari tren global ini. Dengan mendorong adopsi teknologi ultra-supercritical, co-firing biomassa, dan Carbon Capture and Storage (CCS), kita bisa memanfaatkan potensi batubara nasional secara optimal, sekaligus mengurangi jejak karbon,” tambahnya.
Cek Endra menegaskan bahwa teknologi batubara bersih bisa menjadi jembatan transisi menuju energi terbarukan. Ia menyebut perlunya roadmap nasional yang komprehensif, insentif fiskal untuk investasi teknologi rendah emisi, dan kolaborasi erat antara pemerintah, BUMN, swasta, serta lembaga riset.
“Langkah ini tidak hanya menjaga ketahanan energi nasional, tapi juga membuka peluang investasi hijau, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok energi global. Komisi XII DPR RI siap mendorong agar kebijakan ini masuk prioritas dalam strategi transisi energi pemerintah,” tegas legislator asal daerah pemilihan Jambi itu.
Dengan transisi yang gradual, Indonesia diharapkan dapat mencapai target dekarbonisasi tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga energi di dalam negeri.
Baca juga: DPR Dukung Hilirisasi dan Pemberantasan Tambang Ilegal, Cek Endra: Sesuai Visi Prabowo
Indonesia Mulai Babak Baru Energi Bersih: Hidrogen Hijau di Ulubelu |
![]() |
---|
Biomassa Jadi Pilar Transisi Energi, Aspebindo dan PLN EPI Perkuat Kolaborasi |
![]() |
---|
Cek Endra Sebut RAPBN 2026 Sektor ESDM Realistis, Jaga Stabilitas Energi dan Percepat Transisi |
![]() |
---|
Hybrid Wind Tree Dukung Efisiensi Energi Operasional Jalan Tol |
![]() |
---|
Eddy Soeparno Dukung Komitmen Presiden Prabowo Percepat Transisi Energi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.