Rabu, 20 Agustus 2025

Ibadah Haji 2024

Bendera Indonesia Hilang di Bus Shalawat, Menag akan Cek Apakah Ada Beda Perlakuan?

Timwas Haji DPR RI menyoroti temuan mereka di lapangan jika stiker bendera Indonesia yang biasa jadi penanda identitas bus shalawat justru menghilang.

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Dewi Agustina
Media Center Haji/MCH 2024/Faiz Nash
Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI menyoroti temuan mereka di lapangan jika stiker bendera Indonesia yang biasa jadi penanda identitas bus shalawat justru menghilang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com dari Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Pelayanan bus shalawat untuk jemaah haji Indonesia berhenti sementara dalam masa tenang jelang puncak haji di Arafah.

Terhitung sejak 11 Juni 2024, bus yang biasa mengantar jemaah haji Indonesia dari dan menuju Masjidil Haram ini sementara dihentikan dan ditarik untuk memenuhi kebutuhan puncak haji.

Baca juga: Daftar Tanggal Penting Penyelenggaraan Puncak Ibadah Haji 1445 H/2024 M

Saat masa pemberhentian ini, Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI menyoroti temuan mereka di lapangan jika stiker bendera Indonesia yang biasa jadi penanda identitas bus shalawat justru menghilang.

"Yang jadi catatan kami, kemarin sempat jadi sorotan dari para anggota Panwas ini adalah soal bus shalawat kita itu justru menjelang menjelang akhir identitas Indonesia nya hilang. Benderanya tidak ada," kata salah seorang anggota Timwas, Ace Hasan.

Di depan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat rapat pengawasan haji di kawasan Jarwal Makkah, Rabu (12/16/2024), Ace mengatakan Timwas lantas menelusuri penyebab hilangnya bendera Indonesia di bus shalawat.

Menurut Ace, jawaban di lapangan tentang ini adalah aturan dari otoritas Arab Saudi.

Namun, jawaban itu tak membuat mereka puas karena faktanya bendera negara lain masih ada.

Timwas menilai ini membingungkan jemaah haji Indonesia karena jemaah tak akan berani naik bus kalau tanpa identitas seperti bendera itu.

Baca juga: Perhatian! Jemaah yang Mau Salat Jumat di Masjidil Haram Paling Lambat Naik Bus Shalawat Jam 8 Pagi

"Kalau kemarin ditanya ini otoritas pemerintah Arab Saudi yang mencoretnya atau mencabutnya tapi pada saat bersamaan ketika kami lihat kemarin bendera Iran ada di bus mereka dan tidak ada yang mencabut.

Ace pun menyentil soal hubungan diplomasi dan jumlah jemaah haji Indonesia yang jauh lebih besar dibandingkan negara lain.

"Padahal kurang apa ya, hubungannya Indonesia dengan Arab Saud. Kenapa bendera kita dicopot, Turki nggak dicopot? Ini penting, karena untuk memastikan identifikasi bagi calon jemaat di kita kalau bukan bendera indonesia mereka tak berani ya," kata Ace.

Menurut Ace ini menjadi penting karena menyangkut soal identitas kebangsaan.

"Ini penting. Harus bisa dipastikan kalau alasannya dicopot oleh pemerintah atau otoritas di lapangannya seperti itu, pertanyaannya kenapa negara lain identitasnya ada sama di kita nggak dicabutnya ini penting untuk menjadi catatan Timwas," kata Ace.

Menteri Agama pun merespon pertanyaan Ace ini.

Saat wawancara dengan tim Media Center Haji (MCH) termasuk Tribunnews.com usai rapat, menteri yang biasa disapa Gus Men ini mengatakan akan mengeceknya.

"Soal bendera yang dicopot, apakah ada beda perlakuan? Kami akan tanyakan itu mengapa beda perlakuan?" kata Gus Men.

Baca juga: Melihat Layanan Bus Shalawat untuk Jemaah Lansia di Makkah, Bisa Dipesan, Ini Syaratnya

Menurut Menag Yaqut, selama ini peraturan tidak boleh nempel bendera di bus sudah aturan lama.

"Kalau negara lain boleh kenapa kita tidak. Apa dasarnya karena kalau ngomong prioritas kan jemaah kita sangat banyak jumlahnya. Kita akan cek dan pastikan lagi," tegas Yaqut.

Tak hanya soal stiker, Timwas juga menyoroti soal petugas termasuk di dalamnya sopir bus yang sebagian besar tenaga asing bukan dari Indonesia.

"Kita bisa pahami bahwa penyedia layanannya adalah tenaga asing, tapi alangkah lebih bagusnya kalau sopirnya setidaknya ngerti bahasa Indonesia. Sehingga pada saat mereka berkomunikasi dengan jamaah kita jadi kesulitan gitu. Akhirnya jamaah menjadi enggan untuk menggunakan bus Shalawat tersebut. Saya kira catatan kami demikian," harap Ace.

Salah satu upaya pelayanan haji ramah lansia pada operasional pelayanan haji 1445H/2024 M adalah penyediaan bus shalawat khusus lansia.
Salah satu upaya pelayanan haji ramah lansia pada operasional pelayanan haji 1445H/2024 M adalah penyediaan bus shalawat khusus lansia. (Media Center Haji/MCH 2024/Faiz)

Layanan Bus Lansia

Kritik lain yang dilontarkan Timwas haji adalah soal keberadaan bus lansia.

Dari 524 bus shalawat dari Kemenag menurut Ace, hanya 20 bus yang bisa diakses oleh lansia dan difabel.

Haji ramah lansia tentu jumlah bus disertai dengan inftrastruktur yang benar-benar ramah lansia.

Pantauan Tribunnews.com, selama masa operasional haji, para jemaah lansia terangkut dengan bus shalawat yang dirancang khusus untuk lansia dan kaum disabilitas.

Tribunnews.com berkesempatan mendampingi 8 jemaah lansia dari Jambi naik bus shalawat, Selasa (4/6/2024) pagi.

Bus shalawat berwarna hijau ini memang dikhususkan untuk jemaah lansia dan disabilitas yang memakai kursi roda.

Jika bus shalawat biasa yang berwarna kuning biasa berhenti di sejumlah hotel jemaah, bus lansia ini seperti bus patas (cepat terbatas) yang langsung mengantarkan jemaah ke 2 terminal dekat Masjidil Haram.

Menurut Syarif R, Kasie Layanan Transportasi Daker Makkah, bus layanan lansia saat ini sudah ada 8 unit.

"Bus khusus lansia, Indonesia saat ini mengajukan kepada vendor atau syarikah itu menyiapkan 10 unit. Sampai hari ini 8 yang sudah ada di lapangan dan itu tersebar di dua terminal Syib amir dan Ajyad," kata Syarif.

Lantas, seperti apa mekanismenya agar bisa mendapatkan layanan bus lansia?

Menurut Syarif, program layanan lansia itu kan sudah sejak tahun kemarin.

Bedanya, tahun ini karena ada pendamping, maka lansia bisa ikut bus lansia.

Namun kadang pendamping membawa para lansia bersama bus lain.

Nah, bus lansia ini bisa diorder.

Apa syaratnya?

Syarif mengatakan permintaan bisa dipenuhi jika ada laporan yang jumlah lansianya lebih dari 20 orang satu rombongan.

Ditegaskan jika ini dikhususkan untuk umrah wajib.

"Bus ini memang untuk umrah wajib untuk lansia. Setelahnya bisa digunakan by order. Kalau ada 20 kita langsung kabari tim transportasi langsung meluncur," jelas Syarif.

Mekanisme pelayanan selanjutnya, Tim layanan lansia dan disabilitas membekali mereka dengan kartu kendali dan jasa dorong di Syib Amir.

"Sebenarnya kita normalkan minimal penumpang lansia 20, tapi kalau ada di bawah itu kita tetap dilayani," imbuh Syarif.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan