Kamis, 21 Agustus 2025

Wawancara Eksklusif

VIDEO Kisah Dua Jurnalis Jadi Petugas Haji: Cerita Tak Terlupakan

"Awalnya saya pikir hanya akan meliput di asrama haji di Pondok Gede. Ternyata diberangkatkan ke Arab Saudi."

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang musim haji 2025, program Cerita Wartawan (Cawan) menghadirkan kisah inspiratif dua jurnalis senior yang pernah menjadi petugas haji.

Mereka adalah Haji Adi Suhendi (bertugas tahun 2015) dan Haji Rachmat Hidayat (bertugas tahun 2023), yang sama-sama menceritakan pengalaman unik  dalam menjalankan tugas jurnalistik sekaligus pelayanan terhadap jemaah haji Indonesia.

Bagi keduanya, menjadi petugas haji adalah kehormatan sekaligus ladang amal.

Hal itu disampaikan keduanya dalam Program Cerita Wartawan (Cawan), di Studio Tribunnews, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

"Namanya petugas haji itu adalah pelayan tamu Allah."

"Jadi yang sangat, yang ditekankan terhadap kita, kalau misalnya di depan ini ada jemaah yang membutuhkan pertolongan, dengan liputan, mana yang harus saya dulukan?" jelas Adi.

"Nikmatnya menjadi bisa berhaji, dan bisa menjadi petugas haji."

Ia mengaku tak menyangka bisa melihat Ka’bah secara langsung.

Awalnya ia mengira tugas liputan hanya di pondok haji di Indonesia, namun ternyata justru diberangkatkan ke Madinah untuk bertugas selama 72 hari. 

"Saya tidak pernah menyangka bisa melihat Ka’bah secara langsung."

"Merinding rasanya," tuturnya.

"Awalnya saya pikir hanya akan meliput di asrama haji di Pondok Gede. Ternyata diberangkatkan ke Arab Saudi."

Sementara itu, Rachmat Hidayat menyebut kesempatan itu sebagai nikmat luar biasa. 

"Nikmatnya menjadi bisa berhaji dan bisa menjadi petugas haji, " ujar Rachmat Hidayat.

"Kalau menurut saya kita punya pahala yang double. "

"Allah memberikan nikmat untuk bisa berhaji, menunaikan hukum Islam kelima itu dengan caranya saya mendapat kesempatan untuk bisa berhaji, sambil menolong para orang tua kita yang kemudian menjadi tamu Allah. "

Keduanya mengisahkan momen-momen lucu dan mengharukan, mulai dari jemaah yang tersesat di Masjid Nabawi karena lupa pintu masuk, hingga seorang ibu yang merekam video di depan tulisan Arab—yang dikiranya “selamat datang”—padahal itu adalah nama hotel.

Namun tak semuanya manis.

Adi mengenang dua tragedi besar musim haji 2015: jatuhnya crane di Masjidil Haram dan insiden desak-desakan di Mina yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Ia menyaksikan langsung kesedihan jemaah yang kehilangan anggota keluarganya, namun juga kekuatan keikhlasan mereka.

Saksikan wawancara eksklusifnya hanya di kanal YouTube Tribunnews.(*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan