Kerusuhan di Mesir
Dua Hari Warga Medan di Mesir Tak Makan
Orangtua mahasiswa Sumut di Mesir,mengkhawatirkan kondisi anak mereka di Mesir. Sudah dua hari mereka tidak makan.
Editor:
Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Orangtua mahasiswa Sumut di Mesir, Diapari Siregar (47) dan Ratna Muli Lubis (45). Pasutri ini mengkhawatirkan keselamatan dua anaknya Abuzal Aldyfari
Siregar (20) dan Hafizah Siregar (18) di Negeri Piramida ini pascakrisis
politik yang meletus beberapa hari lalu.
"Sejak kerusuhan Sabtu kemarin, mereka sangat sulit dihubungi," ujar
Ratna sambil meneteskan air mata dalam jumpa pers di ruang kenaziran
Masjid Lama GG Bengkok Kesawan Medan, di Jalan Masjid Medan.
Kedua anak mereka mengambil jurusan Syariah Islamiyah di Universitas Al-Azhar Kairo.
"Terakhir, tadi pagi sekitar pukul 10.00 saya bisa telepon Abuzal, dia
katakan sekarang berada di sekretariat HMM (Himpunan Mahasiswa Medan) di
Kairo. Mereka di sana ada sekitar 20 orang. Namun sampai saat ini dia
belum bertemu adiknya (Hafizah)," ujar Ratna dengan wajah lesu.
Abuzal bercerita pada Ratna sudah dua hari tidak makan, karena kedai
nasi di sana semua pada tutup.
"Tadi ia bilang sudah ada lah makan,
karena mereka paksa menggedor swalayan di dekat kantor HMM untuk buka,"
ujar wanita yang tinggal di Jalan Genteng Gg Keluarga No 9 Delitua,
Medan, ini.
Karena itu dia mendesak Kementerian Luar Negeri dan Wakil Gubernur Sumut, Gatot Pujo
Nugroho, segera mengevakuasi mahasiswa Indonesia, khususnya asal Sumut
di Mesir.
Kalau memang situasi tidak kondusif, agar segera mengevakuasi 4.200 mahasiswa Indonesia di Mesir. Kenapa TKI dan TKW yang berjumlah 8.000 orang dievakuasi, sementara mahasiswa kami belum mendengar itu.