Sabtu, 27 September 2025

Kerusuhan di Mesir

400 Orang Luka akibat Bentrok di Kairo

Empat ratus orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat bentrok berdarah antara massa pendukung dan anti-Presiden Mesir, Hosni Mubarak

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Empat ratus orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat bentrok berdarah antara massa pendukung dan anti-Presiden Mesir, Hosni Mubarak di Kairo, Mesir, Rabu (2/2/2011) malam waktu setempat.

Bentrok kedua kubu yang juga menelan satu korban tewas ini, terkonsentrasi di lapangan Tahrir Square, kota Kairo dan kota Iskandariyah. Demikian dilaporkan reporter Al Jazeera yang di-relay televisi swasta nasional Indonesia.

Di lapangan Tahrir, awalnya sejuta lebih massa yang berunjuk rasa menuntut Mubarak mundur ini berjalan normal sebagaimana aksi unjuk rasa hari-hari sebelumnya.

Keadaan itu berubah saat ribuan massa pendukung Mubarak yang menunggangi kuda dan unta merangsek masuk ke kerumunan massa anti-Mubarak di lapangan Tahrir Square tersebut. Bentrok mulai terjadi, saat ribuan orang yang diduga orang bayaran dan polisi Mesir tersebut melakukan penyerangan dengan batu dan benda keras lainnya.

Meski menang dari sisi jumlah, massa anti-Mubarak yang awalnya berjumlah sejuta lebih, justru kocar-kacir akibat kedatangan ribuan massa pro-Mubarak tersebut.

Puluhan ribu massa anti-Mubarak yang mampu bertahan melakukan aksi balasan dengan melempar batu. Dan bentrok pun tak terlekkan hingga mengakibat korban luka-luka dan tewas dari kedua kubu.

Meski bentrok telah berlangsung tiga jam lebih, puluhan ribuan militer Mesir hanya bisa terdiam seolah menikmati tontonan gratis bentrok tersebut.

Sejumlah titik api akibat pelemparan bom molotov dari massa pendukung Mubarak mulai tampak. Dan polisi yang mengenakan seragam dengan water canon-nya berusaha memadamkan api tersebut.

Reporter Al Jazeera juga melaporkan ribuan polisi Mesir yang memang loyal kepada Mubarak mulai menyebar diri ke beberapa titik di sekitar lapangan Tahrir Square. Sementara, ribuan anggota Militer yang menyatakan mendukung Mubarak melengkapi diri dengan perlatannya terkonsentrasi di sisi Selatan Lapangan Tahrir Square.

Rupanya, puluhan ribuan massa anti-Mubarak yang awalnya terkonsentrasi di sekitar Museum Nasional Mesir, kini mulai beriring-iringan bergerak ke lapangan Tahrir Square.

Pihak pemerintah Mesir menyatakan, bahwa bentrok tersebut disebabkan massa anti-Mubarak menyerang lebih dulu aparat keamanan.

Sementara, seorang demonstran yang diwawancarai menyatakan bahwa Mubarak harus bertanggungjawab dengan banyaknya korban luka dari aksi bentrok ini. Sebab, saat mereka menangkap sejumlah massa yang menyerang tersebut, diketahui memiliki kartu tanda anggota polisi Mesir.

Seorang demonstran anti-Mubarak berorasi, bahwa semangat revoluasi Mesir tidak akan kendur, meski telah jatuh banyak korban tewas dan luka-luka, serta sejumlah orang yang hilang.

Aksi unjuk menuntut mundur bagi penguasa 30 tahun negeri Fir'aun tersebut telah terjadi selama sembilan hari terakhir. Namun, belum ada tanda-tanda Mubarak akan mundur, meski pihak sekutu melalui Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menyerukan diperlukan transisi pemerintahan terhadap Mesir.

Tidak hanya menyebabkan ratusan orang tewas dan lima ribu orang luka-luka, aksi menuntut Mubarak mundur ini juga mengakibat perkenomian dan pariwisata negeri Piramida tersebut lumpuh. Karena seluruh toko-toko, pom bensin dan kantor bank tutup. Sementara, ribuan warga asing termasuk WNI eksodus besar-besaran berusaha keluar dari Mesir.

Hal lebih buruk bisa terjadi, jika aksi unjuk rasa besar-besaran atau "Jumat Berdarah" Jilid II, benar-benar dilakukan sekitar dua juta lebih massa anti-Mubarak pada Jumat (4/1) besok. (abdul Qodir)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan