Nostalgia Obama pengaruhi hubungan AS dan RI
Para pengamat mengatakan di bawah Presiden barack Obama, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat tidak menemui ganjalan serius.

Presiden Barack Obama mengadakan kunjungan ke Indonesia pada 2010.
Para pengamat mengatakan di bawah Presiden barack Obama, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat tidak menemui ganjalan serius.
Kedua negara menandatangani kerja sama komprehensif di sejumlah bidang sementara di bidang militer, yang pernah menjadi duri hubungan RI-AS, Washington melanjutkan beberapa kerja sama, antara lain dalam bentuk pelatihan untuk TNI.
"Baik melalui Menlu Hillary Clinton maupun organisasi-organisasi lain di Washington, Barack Obama mengutamakan posisi Indonesia. Paling tidak Indonesia lebih banyak didengar," kata Jeffrey Winters, pengamat politik dan Indonesia di Universitas Nortwestern, Chicago.
"Obama juga lebih memahami posisi strategis Indonesia di Asia. Ia lebih paham Indonesia dibandingkan Mitt Romney, calon presiden dari Republik," tambah Winters.
Selain faktor pemahaman yang lebih baik, kata Winters, ada pula aspek nostalgia dalam hubungan Obama dan pemerintah di Jakarta.
Obama pernah tinggal di Jakarta selama empat tahun dan sempat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di Jakarta Pusat pada akhir 1960-an.
Kenangan soal masa kecil di Jakarta banyak disinggung ketika Obama berkunjung ke Indonesia pada November 2010.
Tidak berubah
Winters mengatakan arah kebijakan AS terhadap Indonesia tidak akan berubah bila Obama kembali terpilih menjadi presiden.
Dalam posisi 'khusus' ini sebenarnya Indonesia bisa lebih banyak berkiprah, baik di Asia maupun di Timur Tengah.
Sayangnya peluang itu belum dimanfaatkan pemerintah Indonesia, kata Djayadi Hanan, pengamat politik dari Ohio State University, di Columbus.
''Untuk masalah Burma misalnya. Peran Indonesia dianggap belum maksimal. Demikian juga dengan persoalan yang sedang terjadi di Timur Tengah,'' kata Hanan, yang juga dikenal sebagai dosen hubungan internasional di Universitas Paramadina, Jakarta.
''Padahal Indonesia adalah salah satu negara Muslim terbesar di dunia dan sukses menerapkan demokrasi. Indoneasia bisa menjadi model bagi negara-negara di Timur Tengah yang tengah dilanda gerakan demokrasi,'' papar Hanan.
Kebijakan luar negeri Romney
Winters memperkirakan Indonesia tidak akan menikmati hangatnya hubungan dengan Washington bila Romney berkantor di Gedung Putih.
Di bidang politik Winters memperkirakan posisi Indonesia kembali seperti sebelum Obama menjadi presiden.
''Di bidang kerja sama ekonomi, mungkin akan ada perbedaan karena Republik, partai yang mengusung Romney, dekat dengan kalangan pengusaha,'' kata Winters.
''Bisa jadi ada kerja sama bisnis dan investasi. Tapi dari sisi kemitraan strategis, saya kira tidak akan menonjol,'' tandasnya.
Namun kerja sama ekonomi ini tidak akan sebesar kerja sama ekonomi dengan Cina, India, atau Brasil, kata Djayadi Hanan.