Senin, 22 September 2025

Survei: Tidak Ada yang Mengecewakan Orang Asing terhadap Jepang

Tidak ada yang mengecewakan orang asing terhadap Jepang, rasanya Jepang sempurna, sangat baik segalanya (105 responden).

Editor: Dewi Agustina
NTV
Isumi (kiri), warga Indonesia di Tokyo, ketiga menjawab survei yang dibuat NTV mengenai kekecewaan orang asing terhadap Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Awal Desember 2015 ini, NTV salah satu stasiun televisi swasta Jepang membuat survei di Tokyo.

Survei itu menanyakan kepada para orang asing, apa saja yang membuat kekecewaan atau mengagetkan orang asing terhadap Jepang?

Ternyata jawaban yang paling banyak adalah 'Nasi' (tidak ada). Tidak ada yang mengecewakan orang asing terhadap Jepang, rasanya Jepang sempurna, sangat baik segalanya (105 responden).

Meskipun demikian, peringkat kedua terbanyak, 79 orang menjawab bahwa harga-harga di Jepang sangat mahal. Ini yang mengagetkan banyak orang asing di Jepang.

Lalu peringkat ketiga dijawab oleh 51 orang, bahwa naik kereta di Jepang sangat berdesakan, dipadatkan benar-benar kalau saat penuh orang.

Beberapa orang Amerika dan Eropa yang mengomentari kaget juga karena mereka merasa tak akan terjadi kalau di negara mereka sampai berdesakan seperti itu.

Peringkat keempat, 46 orang mengatakan bahwa jumlah tempat sampah sedikit sekali di Tokyo dan kota-kota besar di Jepang.

Tribunnews.com yang telah 25 tahun menetap di Jepang mengakui tempat sampah menjadi sangat sedikit saat ini.
Terutama setelah kejadian yang dianggap teroris tanggal 20 Maret 1995.

Saat itu kelompok ajaran agama sesat Aum Shinrikyo melepaskan banyak gas beracun di banyak tempat jalur kereta api bawah tanah, termasuk ke dalam tempat sampah.

Sehingga 13 orang meninggal dan 980 orang cedera dan harus dirawat di rumah sakit. Sejak saat itulah jumlah tempat sampai di Jepang menjadi sangat kurang hingga saat ini.

Kemudian peringkat ke-5 komentar orang asing di Jepang terbanyak (31 orang) menyatakan bahwa apa yang dibicarakan orang Jepang dan yang ada di dalam hatinya berbeda.

"Saya pernah diundang supaya menginap di rumah orang Jepang, ayo datang ayo menginap di rumah saya, kata dia. Tetapi ketiga saya datang dan mau menginap di rumahnya, dia malah berpura-pura tak tahu. Aneh orang Jepang," ungkap Roy warga Amerika yang diliput NTV menjawab survei.

Menyusul ke-6 (30 orang) adalah kebingungan orang asing kepada orang-orang Jepang adalah kekakuan. Sudah ada sistem, standar, harus ikut semua dan kebiasaan yang ada, tak boleh dan tak bisa menyeleweng sedikit saja.

Peringkat ke-7 (27 orang) menyatakan banyak hal-hal yang dilakukan orang Jepang, tetapi tidak terbiasa bagi orang asing, sehingga rasanya sulit atau menjadi bingung atau perlu waktu untuk menyesuaikan.

Misalnya jadi kebiasaan bagi orang Jepang makan soba (bakmi Jepang) disedot dan berbunyi, mencitrakan soba yang enak. Tapi hal ini tidak biasa bagi orang Indonesia karena dianggap kurang sopan makan.

Peringkat ke-8 (26 orang) adalah antre yang bisa berjam-jam dilakukan orang Jepang membuat orang asing bingung melihatnya.

"Kok bisa ya antre di berbagai tempat populer sampai dua tiga jam, padahal yang akan kita lihat paling juga hanya 10 menit, beberapa menit saja, ngapain antre sampai panjang sekali 3 jam? Itu hanya dilakukan orang Jepang," kata seorang warga Finlandia.

Lalu pembagian tempat sampah (dijawab oleh 25 orang) membuat orang asing bingung melihat Jepang. Inilah peringkat ke-9 dijawab oleh 25 orang.

Jepang membagi sangat banyak berbagai produk yang dibuang. Setidaknya secara umum tiga bagian, tempat sampah yang dapat didaur ulang seperti sampah dapur. Sampah yang tak bisa (sangat sulit) didaur ulang, seperti besi. Serta sampah tertentu yang masih harus dipisah-pisah seperti karton, beling/gelas/botol, kaleng-kaleng, dan sebagainya.

Keluhan terakhir, peringkat ke-10 adalah bahasa Inggris yang ternyata tak bisa terpakai di Jepang. Sulit berkomunikasi dengan bahasa Inggris di Jepang dijawab oleh 23 orang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan