Kudeta di Turki
Mengenal Gulen, Musuh Erdogan yang Peduli dengan Pendidikan
ETHULLAH Gulen, ulama berusia 75 tahun yang kini menetap di Amerika Serikat, kembali menjadi buah bibir di Turki.
Konflik keduanya semakin meruncing pada tahun 2012, saat jaksa Turki mengungkapkan bahwa seorang perwira intelijen telah terlibat dalam pertemuan-pertemuan rahasia dengan PKK (Partai Komunis Kurdi), sebuah gerakan pembebasan Kurdi.
Mencuatnya hal ini mulai menyebabkan konflik antara partai AKP pimpinan Erdogan dan gerakan Gulen, dimana Erdogan melihat langkah kejaksaan yang notabene dianggap sebagai agen Gulen sebagai tindakan yang secara langsung menargetkan dirinya.
Akibatnya, parlemen mengesahkan undang-undang yang mempersyaratkan persetujuan perdana menteri atas segala tindakan pejabat intelijen.
Hubungan antara partai Erdogan dan kelompok Gulen semakin berubah, ketika wartawan yang berafiliasi ke Gulen mengangkat dua tulisan tentang perdana menteri sebagai " otoriter" dan "diktator".
Perlu dicermati pula mengapa Gulen lebih memilih tinggal di Amerika Serikat ketimbang di negaranya sendiri, Turki.
Terlebih lagi sikap Gulen yang memilih membela Tel Aviv saat kapal Mavi Marmara diberondong tentara 2010 silam saat hendak memberikan bantuan ke jalur Gaza.
Para pendukung Gulen, yang banyak bekerja di institusi kehakiman dan kepolisian, mendukung upaya menyingkirikan musuh pemerintah, khususnya anggota militer, yang diduga merancang upaya kudeta.
Namun, keduanya menjadi musuh besar setelah pada 2013, Erdogan dan Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang berkuasa menuding Gulen merancang tuduhan korupsi yang menjerat sejumlah pejabat senior dan putra Erdogan, Bilal.
Menyusul dugaan kasus korupsi itu, pemerintahan Erdogan menggelar pembersihan untuk menyingkirkan para pendukung Gulen dari posisi kemiliteran, polisi dan kehakiman.
Para jurnalis dan media massa yang diduga memiliki keterkaitan dengan Gulen juga menjadi sasaran pembersihan.
Pada Maret 2013, pemerintah Turki mengambil alih harian terbesar negeri itu Zaman, setelah menempatkan perusahaan induk koran itu di bawah pengawasan negara.
Pasca-upaya kudeta pada pekan lalu, kembali puluhan ribu orang yang dianggap pengikut Gulen ditangkap atau dipecat dari pekerjaan mereka.
Ajaran Nursi Berperan Penting di Turki
Ajaran Said Nursi inilah yang menjadi inspirasi gerakan iman yang memainkan peranan penting dalam kebangkitan Islam di Turki.
Hakan Yavuz, pakar Islam dari Universitas Utah, AS mengatakan, Gulen dalam pemikirannya adalah seorang nasionalis Turki.
Gulen, menurut Yavuz, mengkritik transformasi Turki atau komunitas Muslim lainnya di bawah tokoh-tokoh semacam Kemal Ataturk atau Reza Shah Pahlevi di Iran.Namun, di sisi lain, Gulen juga konsisten menolak fundamentalisme Islam seperti yang dipraktikkan Taliban atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).